Suara.com - Kedatangan mahluk dari luar angkasa ke bumi atau alien sudah banyak digambarkan dalam film-film fiksi ilmiah. Tapi bagaimana kalau itu benar-benar terjadi, dan apa dampaknya terhadap politik?
Pada film-film yang digarap pakai green screen itu, biasanya mengandaikan alien-alien datang ke bumi untuk melakukan berbagai hal.
Misalnya, para alien digambarkan tersesat, melakukan invasi perang, bahkan dalam film Bollywood muncul alien yang jatuh cinta dengan manusia.
Ilmuwan Stephen Hawking pada tahun-tahun terakhir hidupnya, berulang kali memperingatkan tentang bahaya umat manusia bertemu dengan peradaban asing.
Baca Juga: Nggak Ada Lawan! Emak-emak Ngamuk di Jalan Sampai Gebrak-gebrak Mobil Angkot
Mengutip National Geographic, dalam serial dokumenter Into the Universe (2010), Stephen Hawking menyebutkan kemungkinan ada peradaban asing yang cukup maju di luar Bumi.
Peradaban di luar yang cukup maju ini berpotensi kunjungi Bumi bukan untuk sekadar berkunjung tapi melalukan perang.
"Alien canggih seperti itu mungkin akan menjadi pengembara, ingin menaklukkan dan menjajah planet apa pun yang bisa mereka capai," kata Hawking.
“Bertemu dengan peradaban maju bisa seperti penduduk asli Amerika bertemu Columbus. Itu tidak berjalan dengan baik.”
Jika suatu saat alien ditemukan, lalu apa yang terjadi di Bumi?
Baca Juga: Banyak iPhone hingga Mac Berserakan di Gedung FK, Warganet: Fix Sultan
Meksipun tak bisa dipastikan bahwa semua alien jahat, namun ditemukannya alien apalagi sudah datangi Bumi maka kemungkinan memiliki dampak negatif terutama dalam situasi sosial politik.
Dalam kanal YouTube Pintar Politik disebutkan bahwa analis kebijakan luar angkasa Michael A.G Michaud menyebutkan ada tiga hal yang bisa terjadi saat alien benar-benar ditemukan.
Pertama temuan tersbeut akan memicu ada perebutan kekuasaan besar-besaran.
Pada tatanan domsestik, yakni eksekutif, yudikatif, hingga legislatif akan memiliki kepentingan masing-masing untuk mendapatkan kepentingan dari temuan tersebut.
Sementara pada tatanan internasional, negara-negara akan kesulitan soal menunjuk siapa yang bakal menjadi perwakilan diplomasi antara manusia dan alien. Dalam konteks ini, maka hak veto dalam PBB akan digunakan secara brutal.
Kedua, temuan adanya alien akan memicu culture shock dalam masyarakat. Informasi tersebut akan mengubah pondasi filosofi ilmu pengetahuuan, bahkan agama.
Ketiga, kontak manusia dan alien akan berdampak meningkatnya ketidakpercaan masyarakat terhadap intansi pemerintah dan agama. Kondisi ini yang kamudian akan menimbulkan kericuhan besar besaran.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Menghindari tiga kondisi yang tak diinginkan, Kanal Pintar Politik menyarankan agar berhenti mencari-cari keberadaan alien.
Diketahui, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), pada tahun 1977 mengirimkan satelit yang diberi nama Voyager 1 dan voyager 2.
Dua satelit itu membawa dua piringan emas yang menunjukan musik, suara alam, gambar, hingga foto manusia.
Tujuan dikirimnya dua piringan emas tersebut untuk membawa pesan keragaman kehidupan di Bumi. Piringan ini berperan memberikan pesan pada peradaban lain mengenai keberadaan Bumi.
Jika benar mahluk luar mampu mendeteksi keberadaan peradaban di Bumi, apalagi memiliki teknologi lebih mutakhir maka kekhawatiran Hawking hingga Michael Michaud bisa saja terjadi.