Sepulang dari Malaysia, Pierre Tendean digadang-gadang menjadi ajudan oleh tiga jenderal, antara lain Jenderal AH Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Dendi Kadarsan. Pada akhirnya, Pierre Tendean terpilih untuk menjadi ajudan Jenderal AH Nasution.
Peristiwa G30S PKI
Pada hari meletus Gerakan 30 September PKI. Pasukan Cakrabirawa datang ke rumah Nasution dengan tujuan menculik sang jenderal. Tembakan dilepaskan membangunkan Tendean yang tinggal di kompleks perumahan sang jenderal.
Saat itu rumah dalam keadaan gelap, Tendean ditangkap oleh pasukan karena dikira sebagai Jenderal Nasution. Sementara itu, Jenderal Nasution sendiri mampu melarikan diri dalam kebingungan. Pierre Tendean pun digadang-gadang sebagai pelindung keluarga AH Nasution.
Tendean dibawa ke Lubang Buaya bersama dengan enam perwira tinggi tentara. Dia ditembak mati, dan tubuhnya dilemparkan ke dalam sumur tua bersama orang-orang dari tawanan lainnya. Tubuhnya termasuk di antara mereka yang ditemukan dari sumur.
Pada 5 Oktober 1965, Presiden Sukarno menyebut Pierre Tendean sebagai pahlawan nasional atas dedikasi dan pengorbanannya kepada bangsa. Dia secara anumerta dipromosikan ke pangkat Kapten dan dimakamkan di Pemakaman Pahlawan Kalibata.
Anak bungsu kedua dari 8 bersaudara ini baru berusia 26 tahun pada saat terbunuh. Demikian itu informasi tentang profil Pierre Tendean.
Kontributor : Mutaya Saroh
Baca Juga: Profil AH Nasution dari Guru ke Militer, Pak Nas Malah Jadi Target Serangan G30S PKI