Sebut PKS, PPP, PAN dan PKB Partai Kere, Jazilul: Kegagalan Umat Islam Tak Punya Modal

Kamis, 29 September 2022 | 12:48 WIB
Sebut PKS, PPP, PAN dan PKB Partai Kere, Jazilul: Kegagalan Umat Islam Tak Punya Modal
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (30/6/2022). (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Umum (Waketum) PKB Jazilul Fawaid berbicara mengenai peluang menang sejumlah partai beraliran Islam seperti PPP, PKS, PAN dan PKB dalam kontestasi Pemilu 2024. Dalam paparannya, Jazilul menilai peluang menang partai-partai Islam kecil lantaran kekurangan modal.

"Saya melihat termasuk PAN, PKB, PKS, PPP itu saya pikir sama. Itu sama-sama PKB artinya partai kurang modal atau partai kurang biaya," kata Jazilul saat diskusi ICMI Talk bertajuk 'Peta Politik Umat Islam Pada Pemilu 2024: Tantangan, Peluang dan Harapan' yang disiarkan secara virtual, Kamis (29/9/2022).

Baginya, kecilnya kepemilikan modal PAN, PKS, PPP dan PKB merupakan hambatan politik bagi umat Islam.  Ditambah, kata Jazilul, umat Islam selama ini tidak disokong oleh pengusaha-pengusaha besar untuk beradu dalam Pemilu.

"Basis modal yang dimiliki oleh umat Islam itu kecil kita tidak memiliki banyak katakanlah para ekonom, para pengusaha besar di lingkungan umat Islam artinya kegagalan politik umat Islam," jelas Jazilul.

Baca Juga: Amini Omongan Luhut, Waketum PKB Sebut Presiden Cuma Bisa dari Orang Jawa dan Islam

"Jadi sudah tidak punya modal, tidak punya pikiran, ini sulit untuk berkembang," imbuhnya.

Maka dari itu, Jazilul menyebut hal itu merupakan suatu tantangan bagi para partai beraliran Islam untuk dapat berjuang dengan partai beraliran non Islam. Dia meminta partai Islam bisa kembali pada visi sejatinya dan tidak tergantung pada kekuatan kapital.

"Ke depan ini karena berhadapan dgn ideologi pragmatisme yang akan melihat partai politik seperti pasar, seperti dunia pasar malam. Politik umat Islam harus menemukan arah ideologi kembali yang menjadi basis penguatannya jadi visinya bukan pada kekuatan kapital," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI