Jadi Kandidat Pilpres 2024, AHY Dinilai Tidak Dewasa Saat Berkomunikasi Politik

Rabu, 28 September 2022 | 21:37 WIB
Jadi Kandidat Pilpres 2024, AHY Dinilai Tidak Dewasa Saat Berkomunikasi Politik
Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY secara resmi membuka forum Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Demokrat 2022. (Suara.com/Bagaskara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang membandingkan infrastruktur di Rezim Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi sorotan.

Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai, AHY menunjukkan ketidakdewasaan berpolitik dalam pernyataannya yang kemudian mengundang polemik.

"Pandangan-pandangan yang disampaikan AHY ini menunjukkan ketidakmatangan beliau dalam berkomunikasi politik dan ketidakmatangan sebagai aktor politik," kata Emrus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (28/9/2022).

"Padahal, dia ketua umum partai hingga salah satu kandidat di Pilpres 2024," katanya.

Baca Juga: Ramai Isu Pemilu 2024 Curang, Pengamat Blak-blakan 'Tanpa Coba Dihalangi pun Demokrat Susah Majukan AHY'

Selain itu, AHY juga dianggapnya tidak bisa disebut sebagai negarawan. Ia justru menilai kalau sosok AHY saat ini hanyalah sebagai politisi yang ingin berkuasa.

"Kalau negarawan kan lebih mengedepankan, kekuasaan bukan penting. Tapi memperoleh kekuasaan itu harus memang egaliter. Tapi kalau seperti AHY itu belum egaliter," terangnya.

Alih-alih membanding-bandingkan, Emrus menyarankan AHY menyampaikan program yang ia buat melalui partai yang dipimpinnya.

"Jadi adu program. Tidak membuat diksi-diksi yang sifatnya seolah-olah SBY superior," ujarnya.

Kalau berdasarkan data, Emrus menyebut SBY hanya membangun jalan tol sepanjang 189,2 kilometer sejak 2004 hingga 2019. Sedangkan Jokowi telah membangun jalan tol sepanjang 1.762,3 kilometer sejak menjabat pada tahun 2014. Bahkan, 750 kilometer jalan tol lagi ditargetkan selesai pada 2024.

Baca Juga: Kritik AHY ke Jokowi Diklaim Tak Berbasis Data, Analis: Berlandaskan Tidak Suka dan Memantik Konflik Demi Pilpres 2024

Kemudian, tercatat memang ada 18 bendungan mulai konstruksi di era SBY. Namun, seluruhnya diselesaikan di era Jokowi. Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat.

Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun di era Jokowi. Di era Jokowi, ditargetkan juga ada 27 bendungan lagi hingga 2024.

AHY Sindir Jokowi Hanya Gunting Pita

Sebelumnya, AHY membandingkan proyek pembangunan infrastruktur yang terjadi di era Pemerintahan SBY dengan Pemerintahan Jokowi saat ini. Ia menyindir pemerintahan kekinian seolah-olah telah banyak membangun infrastruktur, padahal hanya sekedar melakukan seremoni gunting pita belaka.

Awalnya, AHY menyebut banyak pembangunan atau proyek infrastruktur yang dibangun di era SBY tapi tidak banyak dipublikasikan.

"Dan jadi mohon maaf nih nggak apa-apa teman-teman media bisa menangkap pesan ini. Ada yang mengatakan misal, jaman dulu nggak ada pembangunan infrastruktur nyatanya banyak," kata AHY dalam pidato pengarahannya di Rapimnas Demokrat 2022 di JCC Jakarta, Kamis (15/9/2022).

Kemudian AHY menyebut banyak proyek yang dibangun, direncanakan, dipersiapkan, dialokasikan di era SBY sudah mencapai 70 sampai 90 persen. Namun, justru di era pemerintahan selanjutnya diklaim dan dijadikan seremoni untuk sekedar gunting pita saja dalam proyek tersebut.

"Setahun gunting pita kira-kira masuk akal nggak? Ya kita ngga perlu juga diapresiasi tapi jangan mengatakan, 'ini kehebatan kita, satu tahun gunting pita'," ujar AHY.

"Itu namanya claiming sesuatu yang .. ya kadang-kadang saya speechles juga mengatakannya," sambungnya.

Lebih lanjut, AHY mengatakan dirinya tidak akan mempermasalahkan jika seremoni gunting pita itu juga turut disematkan ucapan terima kasih kepada Demokrat khususnya pemerintahan era SBY.

"Tapi kenapa sih kita tidak kemudian mengatakan terima kasih telah diletakan landasan telah dibangun 70 persen, 80 persen sehingga kami tinggal 10 persen tinggal gunting pita, terima kasih Demokrat, terima kasih SBY, begitu. Artinya itu kan fair. Betul? Jangan dibilang Demokrat nggak peduli infrastruktur," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI