Italia Segera Miliki Perdana Menteri Wanita Pertama usai Partai Sayap Kanan Menangkan Pemilu

Diana Mariska Suara.Com
Selasa, 27 September 2022 | 12:03 WIB
Italia Segera Miliki Perdana Menteri Wanita Pertama usai Partai Sayap Kanan Menangkan Pemilu
Pemimpin Brothers of Italy, Giorgia Meloni. (Andreas SOLARO / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Italia akan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri wanita untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah partai sayap kanan Brothers of Italy memenangkan pemilihan umum yang digelar akhir pekan lalu.

Seperti dikabarkan Reuters, kemenangan aliansi sayap kanan yang dipimpin oleh Brothers of Italy pimpinan Giorgia Meloni akan membuat Italia berada di bawah pemerintahan sayap kanan sejak Perang Dunia Kedua.

Hasil terakhir menunjukkan blok kanan, termasuk Partai Forza Italia milik Silvio Berlusconi, akan menjadi mayoritas di parlemen.

“Warga Italia telah memberikan kita tanggung jawab yang besar,” ujar Giorgia dalam unggahan di media sosial, Senin (26/9).

“Tugas kita sekarang adalah untuk tidak mengecewakan mereka dan memberikan yang terbaik untuk mengembalikan martabat dan kebanggaan bangsa,” lanjutnya.

Hampir semua suara telah dihitung, dan Brothers of Italy memimpin dengan sekitar 26 persen suara. Dalam pemilihan sebelumnya di tahun 2018, partai itu hanya mendapatkan empat persen suara.

Hasil teranyar ini juga mengukuhkan Brothers of Italy sebagai kekuatan utama sayap kanan, menggeser Partai Liga pimpinan Matteo Salvini

Partai Liga hanya mendapat kurang dari sembilan persen suara, sementara Forza Italia meraih sekitar delapan persen.

Partai-partai kiri-tengah dan tengah memenangkan lebih banyak suara daripada kanan tetapi mereka tetap kalah karena sistem pemilihan di Italia menguntungkan aliansi yang lebih besar.

Ketua Partai Demokrat, Enrico Letta, telah mengumumkan bahwa ia akan akan mundur dari posisi sebagai pemimpin partai.

Meloni dan aliansinya akan menghadapi beberapa tantangan, termasuk melonjaknya harga energi, perang di Ukraina, dan perlambatan ekonomi yang terus berlanjut.

Pemerintahan yang baru juga kemungkinan tidak akan dilantik sebelum akhir Oktober dan Perdana Menteri Mario Draghi akan tetap memimpin pemerintahan sementara untuk saat ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI