Ramai Isu Pemilu 2024 Curang, Pengamat Blak-blakan 'Tanpa Coba Dihalangi pun Demokrat Susah Majukan AHY'
Bukan dihalang-halangi, pengamat politik malah menilai nama AHY lah yang membuat Partai Demokrat sulit membentuk poros koalisi.
Suara.com - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi sorotan usai mengaku siap turun gunung lantaran menduga bakal ada kecurangan di Pemilu 2024.
Sebagai pengingat, SBY menyebut ada dugaan Pemilu 2024 akan diatur sehingga hanya terdapat dua pasangan calon presiden dan wakil presiden alias cuma ada dua poros.
Namun pernyataan SBY ini malah menjadi blunder, termasuk dituding semata demi menyelamatkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimuti Yudhoyono (AHY) di pencalonan presiden.
Hal ini seperti yang disoroti oleh pengamat politik Adi Prayitno. "Soal poros dan nggak poros ini, perkataan SBY ini kata kuncinya dua hal," tutur Adi di agenda Kabar Petang oleh tvOne, dikutip Suara.com pada Selasa (27/9/2022).
Baca Juga: Tiket Pesawat Bisa Turun Sebelum Desember? AHY Beri Jaminan
Yang pertama adalah dugaan soal Pemilu yang tidak jujur dan adil. Kemudian kata kunci kedua adalah Demokrat yang dihalangi agar tidak memajukan calon.
"Ini yang menurut saya ada variabel kepentingan di mana Demokrat punya keinginan untuk bisa memajukan AHY sebagai kandidat capres," jelas Adi.
"(Padahal) tanpa dihalang-halangi sekalipun, tanpa didesain sekalipun, Demokrat nggak bisa memajukan AHY karena suara AHY nggak cukup," sambungnya.
Meski begitu, Adi tak menampik bila saat ini Demokrat sedang melakukan penjajakan pembentukan poros koalisi dengan PKS dan Partai NasDem.
Adi juga menduga, skenarionya adalah memasangkan Anies Baswedan, yang memang telah dibidik oleh NasDem, dengan AHY sebagai Cawapres-nya.
Pengamat Politik Hanta Yuda: Tantangannya Ada di Nama AHY
Rencana pembentukan poros koalisi Demokrat, PKS, dan NasDem juga diprediksi oleh pengamat politik, Hanta Yuda. Senada dengan Adi, Hanta juga menilai nama AHY-lah yang mempersulit pembentukan poros.
"Keberhasilan Partai Demokrat membentuk poros koalisi di luar pemerintahan tantangannya ada di nama AHY. Kalau AHY yang dimunculkan, saya kira NasDem dan PKS agak sulit karena semua memburu coat tail effect-nya," ujar Hanta dalam kesempatan yang sama.
Ia lantas mencontohkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengaku siap mencalonkan diri sebagai presiden 2024. "Nah itu akan merugikan PKS dan NasDem," tuturnya.
"Nah kalau Demokrat tidak mengusung nama harus AHY, potensi terjadi koalisi cukup besar. Tapi kalau harus AHY, saya kira itu yang membuat koalisi di luar pemerintah cukup sulit terbentuk," imbuhnya.
Elektabilitas AHY Menurut Survei CSIS
Lembaga Survei CSIS baru-baru ini merilis hasil jajak pendapat terbarunya untuk memetakan elektabilitas nama-nama berpotensi di Pemilu 2024.
Hasilnya, dalam simulasi 14 nama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di urutan pertama dengan raihan 25,9 persen suara. Angka ini jauh meninggalkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Sementara nama AHY berada di urutan keenam dengan raihan 2,3 persen suara. Nama AHY berada di bawah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, serta di atas Andika Perkasa dan Erick Thohir.