Suara.com - Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto turut berkomentar soal beredarnya video yang memuat pernyataan Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief yang menyinggung nama Ketua DPP PDIP Puan Maharani hingga Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi soal dugaan kecurangan Pemilu.
Pria yang akrab disapa Cak Nanto menilai pernyataan Andi Arief dalam video hanya berisi fitnah saja.
"Saya sudah mendengarkan potongan video yang beredar, Andi Arief bukan saja memfitnah secara keji Presiden, fitnahan juga dialamatkan kepada seluruh partai koalisi. Ini saya kira cara Andi Arief sangat buruk dan merusak nilai demokrasi," kata Cak Nanto dalam keterangannya, Senin (26/9/2022).
Ia mencatat, bahwa selama ini memang banyak fitnah menyasar pemerintahan Jokowi. Padahal, dari banyaknya fitnah itu tidak banyak terbukti.
Baca Juga: Bantah Andi Arief yang Sebut Jokowi Paksakan Dua Paslon, PPP: Demokrat Selalu Playing Victim
"Dan terbukti bahwa semua hanya isapan jempol," katanya.
Namun, kata dia, apa yang disampaikan Andi merupakan fitnah yang keji. Untuk itu, ia menyarankan agar Andi Arief dan semua pihak yang ingin bertarung di Pemilu sebaiknya agar mengedepankan nilai demokrasi.
"Saya minta untuk Andi Arief, Demokrat, SBY, atau siapapun yang mau bertarung merebut hati rakyat pada pemilu 2024, untuk mengutamakan nilai-nilai demokrasi yang baik," tuturnya.
"Jangan hanya produksi hoaks, tebar fitnah, playing victims, dan semacamnya. Utamakan silaturahmi, ajari rakyat cara-cara politik yang baik, jangan kedepankan kebencian dan fitnah-fitnah," sambungnya.
Pernyataan Andi Arief
Baca Juga: Soal Pernyataan Andi Arief dalam Video Beredar, Junimart PDIP: Asbun Bin Sesat
Sebelumnya, sebuah video berdurasi 1 menit 51 detik yang memuat pernyataan Ketua Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief beredar di media sosial dan kalangan awak media. Dalam video yang beredar itu Andi berbicara soal dinamika perpolitikan jelang Pilpres 2024.
Dilihat Suara.com dari video tersebut tampak Andi sedang duduk berbicara dengan mengenakan pakaian biru muda di wawancarai seseorang. Video itu berlabel kalimat "Jiwa Demokrat".
Andi dalam video itu awalnya berbicara soal adanya dugaan penggunaan penegak hukum untuk urusan politik. Namun, Andi tak medetil soal pemanfaatan penegak hukum tersebut kapan dilakukan.
"Jadi arah ke sana, memanfaatkan aparat penegak hukum, sangat mungkin bisa terjadi," kata Andi dalam video yang beredar dilihat Senin (26/9/2022).
Tak sampai di situ Andi kemudian menyinggung soal peluang Ketua DPP PDIP Puan Maharani maju di Pilpres 2024 mendatang. Menurutnya, semua pihak sebenarnya berani saja menghadapi Puan dalam Pilpres.
Pasalnya, kata Andi, semua pihak merada yakin bakal menang jika melawan Puan dalam Pilpres. Namun, menurutnya, keberanian semua pihak itu akan urung terjadi, jika lawan politik mulai ditangkapi dan petinggi parpol lain diancam.
"Kalau PDIP menawarkan Puan Maharani, hanya satu yang membuat Puan Maharani menang, semua ditangkapi saja," tuturnya.
Kemudian, Andi juga menyinggung soal informasi yang diperoleh Presiden RI keenam Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY soal adanya pemaksaan agar Pilpres diikuti hanya dua pasangan calon.
"Dia (SBY) sudah mendengar langsung, skenario dua pasang, lalu dia melakukan pengecekan pada orang yang mendengar langsung dari mulutnya Pak Presiden. Pak Presiden hanya mau dua calon," kata Andi.
"'Kenapa dua calon pak Presiden? Kan ada Anies ada Ganjar' 'O, Anies kan sebentar lagi masuk penjara'," tutur Andi.
Lebih lanjut, Andi dalam video juga mengatakan, Gubernur Jakarta Anies Baswedan akan masuk bui jika tidak mau mengikuti skenario kecurangan Pemilu tersebut. Termasuk parpol-parpol lain jika tak nurut juga akan bernasib sama.
"Terus partai-partai lain di KIB apa segala, kalau enggak nurut, tinggal masuk penjara saja itu," katanya dalam video.
Adapun saat dikonfirmasi langsung oleh wartawan Andi meminta video tersebut agar tak dikutip.
Ia juga turut mencuit soal video beredar tersebut. Menurutnya video itu hanya ditujukan untuk pihak internal. Ia juga khawatir jika dikutip ada beberapa bagian dipotong dan akhirnya menimbulkan salah paham.
"Sehubungan dengan beredarnya video wawancara saya, mohon untuk tidak dikutip. Pertama, itu buat internal. Kedua, ada beberapa bagian yg dipotong dan bisa membuat salah paham," cuit Andi Arief dalam Twitternya, Senin (26/9/2022).