Suara.com - Ledakan terjadi di area Asrama Polisi (Aspol) Grogol, Kabupaten Sukoharjo pada Minggu, (25/9/2022) sekitar pukul 18.00 WIB. Ledakan di Aspol Sukoharjo tersebut sempat menggegerkan warga sekitar yang berlarian karena bunyi yang cukup keras.
Kejadian ini pun langsung dilaporkan ke warga setempat dan petugas kepolisian langsung mengamankan lokasi kejadian dengan memasang garis polisi. Hingga saat ini, ledakan tersebut masih diselidiki.
Simak inilah fakta-fakta ledakan di Aspol Sukoharjo selengkapnya.
Awal Mula
Berdasarkan keterangan warga, keadaan di Kabupaten Sukoharjo terlihat baik-baik saja. Hingga sekitar pukul 18.00 WIB, tiba-tiba terdengar ledakanng cukup keras.
Ledakan tersebut berasal dari sebuah lahan kosong di samping rumah dinas Polri di Jl. Larasati Blok AA 12, Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.
Polisi langsung olah TKP
Mendengar peristiwa tersebut, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi langsung turun ke lokasi kejadian bersama sejumlah pejabat utama dari Polda. Mereka langsung melakukan olah TKP.
Tak hanya para pejabat, Polda Jateng juga menurunkan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) untuk menelusuri TKP dan menjinakkan barang yang diduga bersifat ekplosif.
Dua orang diamankan
Seusai olah TKP, Polisi langsung mengamankan dua orang yang diduga mengetahui tentang asal ledakan tersebut. Kedua orang tersebut diduga merupakan pemesan paket bubuk hitam petasan dari Indramayu, Jawa Barat dan penerima paket pesanan tersebut di Solo.
Polisi ungkap isi paket tersebut
Kapolda Jateng Ahmad Lutfi pun mengungkap fakta bahwa paket yang meledak tersebut adalah pesanan milik warga dari Polanharjo, Klaten dengan inisial A. Sosok A memesan bubuk itu dari sebuah perusahaan rumahan di Indramayu pada tahun 2021 lalu.
Bubuk tersebut pun diketahui telah disita oleh anggota Polri. Namun yang janggal adalah mengapa paket tersebut masih ada di anggota, bukan dimusnahkan.
Polisi jadi korban luka-luka
Dari kejadian ledakan tersebut, satu orang anggota Polri bernama Bripka Dirgantara Pradipta (35) mengalami luka bakar serius hingga 70 persen. Ia kini harus mendapatkan perawatan intensif dari RS Indriati Sukoharjo.
Setelah dirawat intensif, Bripka Dirgantara Pradipta kemudian dirujuk ke RS Dr Moewardi Jakarta untuk melakukan perawatan akibat luka bakar yang dialaminya.
Bukan aksi terorisme
Ahmad Luthfi pun mengungkap bahwa ledakan tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan isu terorisme. Ia menegaskan bahwa peristiwa itu terjadi karena kelalaian anggotanya.
“Saya pastikan bahwa ledakan di wilayah Sukoharjo tidak ada unsur teror, hanya kelalaian anggota yang menyebabkan bahan itu meledak,” ungkap Kapolda saat konferensi pers yang digelar di Polsek Grogol Sukoharjo.
Kontributor : Dea Nabila