Suara.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti masyarakat agar tidak mengkonsumsi gula berlebih, terutama minuman-minuman manis.
Budi khawatir apabila gaya hidup konsumsi gula berlebih terus dipertahankan, bukan tidak mungkin masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun ke depan akan mengalami penyakit diabetes serta penyakit turunannya.
"Ya kita mesti hati-hati karena kalau enggak nanti 5 sampai 10 tahun lagi orang Indonesia akan banyak yang kena penyakit-penyakit turunan dari diabetes," kata Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).
Budi mengakui bahwa masyarakat Indonesia memang sudah berlebihan dalam mengkonsumsi makanan maupun minuman dengan kadar gula tinggi. Padahal di satu sisi, pemerintah terus berupaya menekan angka penderita diabetes agar tidak terus meningkat.
Baca Juga: Orang Indonesia Sudah Berlebihan Konsumsi Gula, Awas Diabetes
"Jadi kalau saya bilang secara umum memang harus dikurangi, konsumsi gula. Rakyat Indonesia tuh berlebihan minum gula, in whatever way," kata Budi.
Menurut Menkes Budi, penyakit diabetes yang dikenal dengan dengan istilah mother of all diseases harus benar-benar dicegah. Sebab, penyakit diabetes benar-bener bajaya, terlebih penyakit turunannya, semisal penyakit ginjal, jantung hingga stroke.
"Bayangin, contohnya kalau kena ginjal kan mesti dicuci darah, cuci darah tuh saya gak tahu, teman-teman banyak yang paham enggak." kata Budi
"Itu kalau sudah mesti cuci darah itu tiga sampai empat hari dalam seminggu mesti ke rumah sakit tiga sampai lima jam sehari cuci darah. Sudah pasti nggak produktif hidupnya," tandas Budi.
Peraturan terkait Takaran Gula
Baca Juga: Sederet Riwayat Penyakit Lukas Enembe: Ginjal, Jantung Bocor, Diabetes Hingga Tekanan Darah Tinggi
Banyaknya minuman dan makanan kemasan membuat takaran gula dalam informasi nilai gizi penting diperhatikan. Peraturan pemerintah terkait takaran gula dalam makanan juga telah disahkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 30 Tahun 2013. Mengutip promkes.kemkes.go.id konsumsi gula, garam, dan lemak (GGL) diatur masing-masing secara ketat.
Permenkes tersebut membatasi konsumsi gula per orang per hari adalah 10% dari total energi yang dibutuhkan (200kkal). Konsumsi tersebut setara dengan gula empat sendok makan per orang per hari atau 50 gram per orang per hari. Kemudian, konsumsi garam maksimal adalah 2.000 mg natrium per orang per hari.
Konsumsi garam tersebut sama dengan satu sendok teh garam per orang per hari atau 5 gram per orang per hari. Terakhir untuk konsumsi lemak adalah 20-25% dari total energi (702 kkal) per orang per hari. Konsumsi lemak tersebut sama dengan lemak 5 sendok makan per orang per hari atau 67 gram per orang per hari.
Rekomendasi Kesehatan
Dengan mengetahui anjuran konsumsi GGL, Anda bisa mengetahui berapa banyak GGL yang boleh dikonsumsi setiap hari. Kelebihan konsumsi garam diketahui bisa berdampak pada kesehatan seperti memicu tekanan darah tinggi.
Sedangkan konsumsi gula berlebih bisa memicu munculnya penyakit diabetes. Pengetahuan ini bermanfaat untuk menghindarkan diri-sendiri juga orang-orang terdekat dari penyakit-penyakit tersebut. Penyakit kardiovaskuler lain juga mungkin dapat terjadi.
Selain diabetes dan tekanan darah tinggi, beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat mengabaikan anjuran konsumsi GGL adalah penyakit jantung, stroke, ginjal bahkan gangguan saraf. Dengan memperhatikan anjuran konsumsi GGL, Anda bisa menciptakan gaya hidup yang lebih sehat bagi keluarga.
Apabila Anda tak ingin mengkonsumsi gula berlebihan, tak ada salahnya menggantinya dengan buah-buahan manis yang lebih kaya nutrisi dan menyehatkan. Dengan begitu konsumsi gula harian Anda tetap terpenuhi tanpa harus khawatir akan penyakit lain yang mengintai.
Perlu diketahui data International Diabetes Federation (IDF) menempatkan Indonesia sebagai negara kelima dengan penderita diabetes tertinggi pada 2021 silam. Sebanyak 19,5 juta warga dalam rentang 20-79 tahun tercatat mengidap penyakit gula tersebut.
Posisi ini hanya di bawah China, India, Pakistan, dan Amerika Serikat. Di bawah Indonesia, posisi negara dengan penderita diabetes terbanyak ditempati Brasil, Meksiko, dan Bangladesh. Data ini menjadi pengingat pentingnya mengontrol gula, garam, dan lemak dalam konsumsi makanan sehari-hari.