Perbandingan Rekam Jejak Tiga Calon Presiden Indonesia 2024 yang Disorot Media Asing

Senin, 26 September 2022 | 14:55 WIB
Perbandingan Rekam Jejak Tiga Calon Presiden Indonesia 2024 yang Disorot Media Asing
Kolase Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan (Instagram/ganjarpranowo/prabowo/aniesbaswedan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konstelasi politik di Indonesia ternyata mencuri perhatian media asing. Beberapa waktu lalu beredar sebuah video di TikTok yang berisi mengenai salah satu media di Jepang yang menyoroti tiga politisi Indonesia yang disebut-sebut sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang.

Mereka adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto ketiganya terpampang pada salah satu halaman surat kabar di Jepang.

Video itu diunggah oleh sebuah akun TikTok @septiana_maulin. Dan bersama video itu ia menulis, "Para calon presiden 2024 sudah masuk koran Jepang."

Dalam video singkat itu terlihat koran Jepang tersebut tengah membahas mengenai ketiga politisi tersebut yang berpeluang untuk maju di Pilpres 2024.

Baca Juga: Sebut Hak Cak Imin jika Ingin jadi Cawapres Puan Maharani, Prabowo Ingatkan Gerindra-PKB Punya Kesepakatan

Tiga nama politisi tersebut nampaknya memikat media Jepang tersebut sehingga mereka membahasnya. Lantas seperti apa rekam jejak ketiganya? Berikut ulasannya

Prabowo Subianto

Prabowo Subianto kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di kabinet Presiden Joko Widodo yang sebelumnya menjadi rivalnya di Pilpres 2019. Ia sudah beberapa kali menjajal menjadi calon presiden sejak 2004 silam.

Ketika itu, ia masih bergabung dengan Partai Golkar dan meju dalam konvensi partai berlambang beringun tersebut. Namun langkahnya terhenti karena ia tersingkir oleh kandidat lainnya, yakni Wiranto.

Pada 2008, Prabowo memutuskan keluar dari Partai Golkar dan mendirikan partai sendiri yakni Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra. Setahun kemudian, ia maju sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden.

Baca Juga: Menhan Prabowo Jadi "Penengah" saat Panglima Andika dan KSAD Dudung Bertemu

Namun pasangan tersebut kalah. Pasangan terpilih menjadi presiden dan wakil presiden saat itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.

Pada 2014, Prabowo kembali maju dalam Pilpres. Kali ini ia menjadi calon presiden berpasangan dengan Hatta Rajasa sebagai calon wakil presiden dari Partai Amanat Nasional.

Ketika itu, ia melawan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan harus mengakui kemenangan pasangan tersebut.

Tak mau putus asa, pada 2019 Prabowo kembali menjajal peruntungannya dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai pasangan capres dan cawapres. Ia kembali bersaing dengan Jokowi yang menggandeng Kiai Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presiden.

Tak disangka, Prabowo Subianto kembali menelan pil pahit kekalahan. Namun akhirnya ia menerima tawaran Jokowi untuk menjadi Menteri Pertahanan.

Kini, jelang pemilihan umum 2024, Prabowo Subianto kembali menyatakan akan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Hal itu ia sampaikan langsung pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Gerindra pada Jumat (12/8/2022) lalu.

Ganjar Pranowo    

Ganjar Pranowo adalah Gubernur Jawa Tengah yang sudah dua periode memangku jabatan tersebut. Masa jabatannya akan habis pada 2023 mendatang. Ia merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ganjar sudah bergabung dengan partai berlambang kepala banteng tersebut sejak ia masih menjadi mahasiswa pada 1992, ketika PDIP masih bernama PDI.

Namun ketika Suryadi memimpin PDI, ia memutuskan keluar. Ganjar kembali bergabung pada 2003 ketika PDI berganti nama menjadi PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri.

Ia lalu mengikuti pemilihan legislatif pada 2004 untuk menjadi anggota DPR RI dari dapil Jawa Tengah 7. Sayangnya, ia gagal ke gedung parlemen karena kalah tipis.

Namun akhirnya Ganjar berhasil masuk ke Senayan melalui proses Pergantian Antar Waktu (PAW) karena salah satu kandidat di atasnya terpilih menjadi duta besar dan lalu duduk di Komisi IV.

Sejak itulah namanya semakin dikenal dan ia kembali terpilih menjadi anggota DPR RI pada pemilu 2009. Karier politiknya moncer dan ia sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi II hingga 2014, serta panitia angket pengusutan kasus Bank Century.

Pada 2012, Ganjar ditugaskan partainya untuk maju sebagai calon gubernur di Pilgub Jawa Tengah berpasangan dengan Heru Sudjatmoko. Ia pun berhasil keluar sebagai pememang dan resmi menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018 pada 23 Agustus 2013.

Pada 2017 ia kembali ditugaskan maju sebagai calon gubernur Jawa Tengah berpasangan dengan Taj Yasin Maimoen. Ganjar kembali memenangi Pilgub Jawa Tengah untuk kedua kalinya dan dilantik pada 2018.

Anies Baswedan

Jargon “Gubernur rasa presiden” lekat dengan sosok Anies Baswedan yang kini menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Oleh sekelompok orang yang menamakan Aliansi Nasional Indonesia Sejahtera (ANIES) ia bahkan telah dideklarasikan sebagai capres pada pilpres 2024 mendatang.

Anies Baswedang tidak mengawali kariernya di bidang politik. Ia bahkan hingga sekarang tidak bergabung dengan partai politik manapun. Ia justru mengawali kariernya sebagai akademisi. 

Anies pernah dijuluki rektor termuda di Indonesia ketika ia menjabat sebagai Rektor Universitas Paramadina periode 2007-2015. Ketika itulah namanya kian dikenal publik.

Ia mulai menjajal dunia politik pada 2013, ketika ia menerima undangan untuk mengikuti Konvensi Partai Demokrat, bersama 11 orang lainnya pada Agustus 2013.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun mulai melakukan kampanye ke sejumlah daerah dan membentuk komunitas relawan untuk memuluskan langkahnya di konvensi tersebut.

Ketika itu, ia bersaing dengan sejumlah nama besar seperti Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Gita Wirjawan, Hayono Isman, Irman Gusman, Marzuki Alie, Pramono Edhie Wibowo dan Sinyo Harry Sarundajang.

Namun akhirnya Anies gagal keluar sebagai pemenang. Konvensi Partai Demokrat itu pun tak berlanjut sampai Pilpres 2014 karena suara partai tersebut jeblok akibat sejumlah kasus korupsi yang menjerat sejumlah kadernya.

Pada 2014, Anies Baswedan kembali menjajal dunia politik menjadi salah satu anggota Tim Sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Ketika Jokowi-JK menang Pilpres 2014, ia dipercaya menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun jabatan itu tak lama ia pegang.

Pada 2016, ia harus legowo karena harus keluar dari kabinet akibat reshuffle pada Juli 2016. Setelah itu, Anies memutuskan untuk maju di Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai calon gubernur bersama Sandiaga Uno sebagai calon Wakil Gubernur.

Meski saat itu ia tidak berpartai, namun elektabilitasnya sangat tinggi. Sehingga ia diusung oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra yang sebelumnya berseberangan dengannya pada Pilpres 2014.

Akhirnya pasangan Anies-Sandi berhasil keluar sebagai pemenang Pilkada DKI dan mereka dilantik pada 16 Oktober 2017.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI