Tengok Tebalnya Beton dan Kawat Berduri Diduga buat Hadang Massa, Momen Jokowi Kangen Didemo Digoreng Lagi

Sabtu, 24 September 2022 | 20:47 WIB
Tengok Tebalnya Beton dan Kawat Berduri Diduga buat Hadang Massa, Momen Jokowi Kangen Didemo Digoreng Lagi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi berdialog dengan perwakilan massa yang berunjuk rasa di sebelah Kantor Pos Cabang Sentani, Kabupaten Jayapura pada Rabu (31/8/2022). (Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Unjuk rasa seolah sudah menjadi hal yang tidak asing dalam pemberitaan nasional. Bahkan bulan September 2022 ini saja sudah ada beberapa demonstrasi yang digelar, baik di Ibu Kota maupun di daerah-daerah, karena kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Kini media sosial diramaikan dengan video yang memperlihatkan tebalnya konblok hingga kawat berduri yang dipasang diduga demi mengadang massa unjuk rasa.

Seperti dilihat di unggahan Instagram @majeliskopi08, tampak seorang pria yang mengaku merekam sejumlah instrumen penghadang massa menuju Istana Negara.

"Selamat malam saudara-saudara. Ini border baru, tembok pembatas massa ke Istana, lebih tinggi dan lebih tebal. Ini yang lama segini, yang baru segini, dua kali lipat tingginya," ujar pria itu membandingkan dua jenis beton yang berada berdekatan di sana.

Baca Juga: Jokowi Larang Pembangunan PLTU

Ia lantas menyorot beberapa jenis blokade lain. "Ditambah besi, kawat-kawat berduri. Ada lagi konblok di sana, ada lagi barisan polisi di sana," ujarnya melanjutkan, dikutip Suara.com pada Sabtu (24/9/2022).

Terdengar tawa muramnya melihat blokade yang telah dipersiapkan tersebut. "Aduh, ngeri, ngeri... makin ngeri!" pungkasnya.

Video lantas beralih memperlihatkan lagi pidato lawas Presiden Joko Widodo yang pernah disambut dengan sangat meriah oleh audiensnya. Sebab kala itu Jokowi mengaku rindu didemo sebagai bentuk kontrol atas pemerintahannya.

"Saya sebetulnya kangen didemo. Karena apa? Apapun, pemerintah itu perlu dikontrol. Pemerintah itu perlu ada yang meringatin kalau keliru, jadi kalau nggak ada demo itu juga keliru," tutur Jokowi dalam video tersebut.

"Jadi saya sekarang sering ngomong dimana-mana, tolong saya didemo gitu," tandas Jokowi.

Baca Juga: Kunjungi Rocky Gerung, Gibran: Sudah Tidak Ada Istilah Cebong Kampret

Kawat berduri di Jalan Merdeka Barat, Jakarta untuk antisipasi demo. (Suara.com/Faqih)
Kawat berduri di Jalan Merdeka Barat, Jakarta untuk antisipasi demo. (Suara.com/Faqih)

Pernyataan ini memang dijadikan landasan untuk para demonstran menegur Jokowi bila sulit dijumpai massa, terbukti dari caption @majeliskopi08 yang juga menyindir pidato Jokowi tersebut.

"Edisi kangen didemo.. tapi blokadenya berlapis-lapis beton kawat berduri dan pagar betis polisi.. posisinya pas dibawah jembatan penyeberangan, jadi kalau ada apa-apa tinggal cekrek !" tulis @majeliskopi08.

Tanggapan yang sama juga disampaikan oleh warganet.

"Apa yang dia omong adalah kontranya," kritik warganet.

"Teori kebolak-balik.. Awal demo BBM saja malah keluar lewat pintu belakang.. Padahal rakyat sedang demo didepan istana di Bogor.. Lucunya negri dagelan," kecam warganet.

"Keren antara pendemo dan penjagaan jaraknya bisa dipakai santai sambil minum kopi," sindir warganet lantaran tebalnya blokade yang disiapkan untuk mengadang massa.

"Pebruatan ga sesuai sama omongan.. apa tuh namanya.." timpal yang lainnya.

Petani dan Buruh Berdemo di Patung Kuda Hari Ini

Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, ikut berorasi didepan sejumlah petani dan buruh yang tengah berunjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (24/9/2022). (Suara.com/Ria Rizki)
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, ikut berorasi didepan sejumlah petani dan buruh yang tengah berunjuk rasa di Patung Kuda, Jakarta, Sabtu (24/9/2022). (Suara.com/Ria Rizki)

Sejumlah massa petani dan buruh berdemonstrasi di Patung Kuda, Jakarta pada Sabtu (24/9/2022) hari ini. Ada beberapa aspirasi yang mereka sampaikan, termasuk soal banyaknya petani yang digusur dari tanah mereka sendiri.

Hal ini seperti disampaikan Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, yang menjadi orator massa. "Bapak Soekarno bapak bangsa lahirkan UU Pokok Agraria, tanah untuk rakyat, tanah untuk petani," tegas Said Iqbal.

Namun, menurutnya, fakta di lapangan saat ini berlawanan dengan regulasi yang berlaku. Misalnya petani yang terpaksa kehilangan lahannya sendiri karena direbut oleh pihak yang memiliki lebih banyak kuasa.

"Mengapa petani digusur dari tanahnya sendiri, kenapa petani dijauhkan dari napasnya, yaitu tanah untuk rakyat," seru Said Iqbal. "Demi perkebunan sawit, demi pertambangan, demi memuaskan nafsu serakah orang-orang."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI