Ucapan Luhut soal Presiden Jawa Dinilai Rasis, Ternyata Ini Maksudnya

Farah Nabilla Suara.Com
Sabtu, 24 September 2022 | 16:59 WIB
Ucapan Luhut soal Presiden Jawa Dinilai Rasis, Ternyata Ini Maksudnya
Potret Luhut Binsar Pandjaitan (Instagram/luhut.pandjaitan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernyataan sosok Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyinggung soal presiden dan orang Jawa dinilai rasis. Dalam kalimat tersebut, seolah-olah Luhut menarasikan bahwa presiden RI harus dari orang Jawa.

Adapun pernyataan tersebut Luhut lontarkan saat diundang oleh sosok akademisi, Rocky Gerung dalam acara di kanal Youtube miliknya.

Namun, apakah benar Luhut bermaksud demikian dalam narasinya itu?

Usut punya usut, terdapat maksud tertentu Luhut melayangkan pernyataan yang dituding rasis itu. 

Baca Juga: Dicap Merapat Kekuasaan usai Bertemu Gibran dan Luhut Pandjaitan, Rocky Gerung Ungkap Hal ini

Namun sayangnya, publik kini melayangkan kecaman pada sosok Purnawirawan TNI tersebut atas pernyataannya itu.

Lantas, bagaimana maksud sebenarnya dari pernyataan Luhut? Simak jawabannya dalam deretan fakta berikut.

1. Kata kunci 'Rasis' jadi trending topic di Twitter

Berkat beredarnya isu pernyataan Luhut itu, kini lini masa media sosial Twitter dibanjiri oleh kata kunci Rasis. Ribuan warganet kini turut melayangkan kecaman yang menilai bahwa kata-kata yang dilontarkan oleh Menko Marves tersebut memuat rasisme.

2. Penggalan berita jadi biang kerok

Baca Juga: Usai Bertemu Rocky Gerung, Gibran Rakabuming Ungkap Banyak Sekali Insight Positif

Ternyata, penggalan berita yang diunggah ke media sosial menjadi biang kerok viralnya pernyataan Luhut tersebut. Adapun kini berbagai akun di Twitter turut membagikan ulang penggalan judul berita yang memuat narasi seperti "Luhut: Kalau bukan orang Jawa jangan harap jadi presiden."

3. Tuai kecaman publik

Sontak, warganet yang turut membaca judul berita tersebut langsung melayangkan kecaman. Bahkan salah seorang dari mereka menilai pernyataan tersebut dapat memecah belah bangsa. Warganet tersebut juga mencontohkan Habibie yang berhasil menjadi presiden namun tidak berasal dari suku Jawa.

"Rasis banget omonganmu ya, Luhut...?? Mau pecah belah anak bangsa?? BJ Habibie juga bukan orang jawa, tapi pernah jadi Presiden RI...!" kritik warganet.

"Termasuk rasis gak sih ?" komentar warganet lain.

"Saya orang jawa tapi tak setuju dengan pernyataan bapak Luhut ini. Katanya ber-Bhinneka Tunggal Ika tapi koq isinya orang Jawa tok. Payah," timpal lainnya.

4. Maksud sebenarnya dari pernyataan Luhut

Usut punya usut, pernyataan Luhut tersebut terkait responnya saat diberi pertanyaan oleh Rocky Gerung soal siapa yang akan melanjutkan estafet kepresidenan setelah Presiden Jokowi selesai jabatannya.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut mengaku bahwa dirinya tak sanggup untuk mencalonkan sebagai presiden. Salah satu penyebabnya, Luhut bukan berasal dari suku Jawa. Baginya, ia harus tahu diri tentang latar belakang etnisnya dan akhirnya mengurungkan niat untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

"Harus tahu diri juga lah. Kalau kau enggak orang Jawa (lalu ikut) pemilihan langsung hari ini, udah lupain deh," ujar Luhut di hadapan Rocky, Rabu (21/9/2022).

Tak hanya itu, sulit bagi Luhut mencalonkan diri sebagai presiden karena latar belakang keyakinannya.

"(Apalagi) saya double minoritas, udah Batak, Kristen lagi. Jadi saya bilang, sudah cukup itu, ngapain saya nyakitin diri saya," tuturnya.

5. Terkait situasi antropologi di Indonesia

Mengenai pernyataannya itu, Luhut juga mengungkap bahwa masyarakat Indonesia secara antropologis masih memilih pemimpin berdasarkan etnisitas.

Meski demikian, Luhut masih menunjukkan optimisme bahwa suatu saat karakteristik tersebut dapat berubah seiring berjalannya waktu.

"Saya enggak tahu (kalau) 25 tahun lagi, (kalau sekarang) enggak usah memaksakan diri (mencalonkan diri sebagai presiden), sakit hati," imbuhnya.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI