"Di Kementerian pendidikan ada shadow organization (organisasi bayangan) yang nampaknya menentukan segalanya? Apa organisasi itu? And who really the people in control? (Dan siapakah yang sebenarnya memegang kendali)?," cuit Imam Shamshi Ali via akun Twitternya.
"Kenapa harus ada organisasi shadow.. lalu Kementerian dan jajarannya jadi apa?," lanjut cuit Shamshi.
Sontak, warganet yang memberi komentar juga turut terheran-heran. Salah satu dari mereka juga mengibaratkan kehadiran organisasi bayangan tersebut bak "mabes di dalam mabes" yang keberadaannya muncul usai mencuatnya kasus Ferdy Sambo.
"Kok sama kay di kepolisian, ada mabes di dalam mabes," sindir warganet di kolom reply.
Beberapa dari warganet tersebut juga langsung menunjuk ke beberapa perusahaan yang dituding merupakan anggota dari organisasi bayangan itu. Salah seorang dari mereka juga menuding bahwa anggota organisasi bayangan menjejalkan produk mereka ke siswa seantero negeri.
"Pelaksana dan pembayar vendor, dan produknya akan dijejalkan ke siswa2.," tuding seorang warganet.
Warganet lain juga menuding gaji 400 orang di organisasi tersebut melampaui yang diberikan kepada para ASN di bawah kementerian.
"ASNdigaji underpaid, 400 orang itu pasti diatas rata2 asn gajinya, segitu diambil kesimpulan produktivitas asn rendah ," tuding lainnya.
"Yang dimaksud di video menteri Nadiem ini GovTech Edu, mitra Kemendikbudristek yang merupakan bagian dari PT Metranet (anak perusahaan PT Telkom Indonesia), yang memiliki misi untuk menciptakan solusi tepat guna bagi pendidikan," warganet lain berpendat.
Baca Juga: Seniman Muda Wonosobo Belajar Tari Lengger dari 2 Maestro dan Rianto Sang Penari Lengger Fenomenal
Kontributor : Armand Ilham