Suara.com - Hasnaeni Moein alias si 'Wanita Emas' kembali menuai kontroversi publik. Adapun sosok politisi perempuan tersebut kini viral gegara menangis histeris saat diamankan Kejaksaan Agung pada Kamis (22/9/2022).
Ia digiring oleh petugas Kejagung terkait dugaan kasus korupsi penyimpangan dana oleh PT Waskita Beton Precast. Selama proses itu, Hasnaeni tampak meraung-raung dan memberontak dengan histeris, menolak diamankan.
Adegan penangkapan perempuan tersebut yang terjerat dalam pusaran dugaan korupsi bukan satu-satunya kontroversi yang pernah ia tuai. Sebab, Hasnaeni kerap mendulang kontroversi sepanjang kariernya sebagai tokoh publik.
Berikut deretan kontroversi Hasnaeni Moein si Wanita Emas.
Kekeuh maju jadi Gubernur DKI Jakarta
Nama Hasnaeni Moein muncul ke permukaan publik ketika dirinya mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pemilihan Gubernur 2017 silam.
Kala itu, Hasnaeni maju menjadi kandidat Gubernur Jakarta di tengah laporan penipuan yang dilayangkan kepadanya. Yakni, Hasnaeni dilaporkan oleh pengusaha bernama Abu Arief Hasibuan terkati tindak pidana penipuan proyek di Jayapura tahun 2014.
Saat menanggapi tentang laporan tersebut, Hasnaeni tetap kukuh maju mencalonkan diri dan melihat tudingan tersebut sebagai pembelajaran.
"Saya tetap maju. Tidak akan goyang kok. Biarkan ini berjalan," ungkapnya saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (15/4/2016) silam.
Baca Juga: Anies Mau Sulap Pulau G jadi Permukiman Warga, PDIP: Tujuan Awal Ahok Reklamasi kan Gitu
Tak cuma Gubernur DKI, jabatan Ketua Umum Partai Demokrat turut disasar
Meski getol mencalonkan diri jadi Gubernur DKI Jakarta, Hasnaeni tak berhasil maju hingga putaran pertama pemilihan.
Ia tak menunjukan patah semangat dan kemudian menyasar jabatan Ketua Umum Partai Demokrat yang diperjuangkan dalam Kongres Luar Biasa (KLB).
Nama terdaftar dalam calon Ketua Umum partai sebagaimana yang diungkap oleh Mantan Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat dan salah seorang penggagas Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat Max Sopacua.
Klaim habiskan Rp 20 miliar buat ambisi jadi Gubernur DKI
Si wanita emas ini juga getol mempromosikan dirinya saat menjelang Pilkada Jakarta 2017. Saat itu, ia bahkan mengklaim sudah menghabiskan dana sampai Rp 20 miliar demi ambisinya menjadi orang nomor satu di ibu kota.
Husnaeni jugamengaku sudah mengikhlaskan semua uangnya. Ini setelah tak ada satupun partai yang mau mengusungnya menjadi calon gubernur Jakarta periode 2017-2022, bahkan partainya sendiri, Demokrat.
"Sudah hampir sekitar Rp 20 miliar untuk biaya operasional dan wara wiri (sosialisasi)," ujar Hasnaeni kepada Suara.com saat itu.
Meski demikian, si wanita emas ini tak menganggap miliaran uang yang dihabiskan untuk promosi dirinya sendiri sebagai kerugian. Baginya, hal tersebut justru merupakan bagian dari investasi dan sedekah.
Layangkan kritik ke Anies: berani potong jari
Hasnaeni juga pernah jadi pembicaraan publik usai mengkritisi kinerja Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait banjir yang menimpa provinsi Ibu Kota. Tak hanya itu, sosok Wanita Emas itu juga mengklaim dirinya bisa mengatasi banjir Jakarta dalam kurun waktu 2 tahun.
“Saya kasih 24 bulan bisa selesai banjir itu,” ujar Hasnaeni di Kantor Balai Kota DKI Jakarta Pusat, Minggu (21/2/2021).
Bahkan, Hasnaeni mempertaruhkan jari tangannya dan memotongnya di depan publik jika janjinya tak terjadi.
“Kalau tidak (bisa menangani banjir) saya berani potong jari saya 10 ini di depan kalian,” tegasnya.
Gemar bagi duit ke masyarakat
Hasnaeni juga kerap tampil di publik membagikan uang ke masyarakat di beberapa kali kesempatan. Menjelang Pilgub Jakarta 2017, Hasnaeni pernah membagikan segepok uang yang masing-masing senilai Rp10 ribu rupiah ke sekelompok orang di Gedung Joang 45, Jakarta Pusat.
Bagi Hasnaeni, tindakan tersebut bukan merupakan money politics dan hanya sekadar memenuhi permintaan warga.
Ia juga pernah membagikan uang tunai kepada korban banjir Jakarta pada 2021 silam. Kala itu, ia tampak mengenakan APD lengkap sembari membagikan uang ke korban yang mengungsi di posko korban banjir Cipinang Melayu Universitas Bororbudur, Makasar, Jakarta Timur.
Kontributor : Armand Ilham