Serangan-Serangan Kubu SBY Jelang Pilpres 2024, Sasar Jokowi dan PDIP?

Farah Nabilla Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 13:47 WIB
Serangan-Serangan Kubu SBY Jelang Pilpres 2024, Sasar Jokowi dan PDIP?
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). [bidik layar/suara/com]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 memang bukan hal baru jika muncul perdebatan antar  partai. Tak terkecuali dari kubu AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) - SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) yang kebanyakan menyinggung Presiden Jokowi dan Partai PDIP.

Adapun berikut serangan-serangan kubu AHY - SBY soal Pilpres 2024. Salah satunya, disebut akan ada kecurangan dalam pemilihan mendatang, yakni pengaturan jumlah kandidat calon presiden.

Bandingkan Kinerja Era SBY dan Jokowi

Dalam Rapimnas Partai Demokrat, AHY membandingkan kinerja Presiden Jokowi dengan SBY. Ia menyampaikan bahwa pemerintahan Jokowi hanya sebatas gunting pita dalam proyek infrastruktur. Sebab hal itu merupakan warisan dari pembangunan sejak pemerintahan SBY.

Sebut Pilpres 2024 Diatur Hanya Dua Calon

Dalam Rapimnas pekan lalu, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono berpidato dan sempat menyebut soal potensi kecurangan di Pilpres 2024 nanti.

Presiden RI ke-6 itu bahkan menyebut, dalam Pilpres 2024 nanti, akan diatur sedemikan rupa agar hanya ada dua pasangan calon saja. Ia menilai hal tersebut seolah menginjak hak rakyat.

“Jahat bukan, menginjak-injak hak rakyat bukan. Pikiran seperti itu bathil, itu bukan hak mereka, Pemilu adalah hak rakyat, hak untuk memilih dan dipilih, yang berdaulat juga rakyat,” ujar SBY dalam pidatonya.

SBY lalu menyinggung ketika 10 tahun ia memerintah sebagai presiden, Partai Demokrat tak pernah melakukan kecurangan seperti itu. Pidatonya ini sontak membuat kubu PDIP merasa 'panas'.

Baca Juga: Meski Sudah Final Usung Airlangga Capres, Golkar Masih Terbuka Koalisi dengan Gerindra yang Jagokan Prabowo

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kata Hasto, SBY terlalu berlebihan dan tidak sesuai dengan fakta. Ia tegas menyatakan seharusnya Rapimnas digunakan untuk menyampaikan politik kebenaran.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI