Jepang Longgarkan Aturan Pengendalian Covid di Perbatasan Mulai Bulan Depan

Siswanto Suara.Com
Jum'at, 23 September 2022 | 12:33 WIB
Jepang Longgarkan Aturan Pengendalian Covid di Perbatasan Mulai Bulan Depan
Perdana Menteri Jepang yang baru Fumio Kishida. (foto: AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jepang akan melonggarkan aturan pengendalian COVID-19 di perbatasan mulai bulan depan.

Pelonggaran aturan ini dinilai sebagai langkah penting untuk membantu pemulihan sektor pariwisata Jepang dengan memanfaatkan penurunan nilai tukar yen yang mencapai titik terendah dalam 24 tahun.

Jepang sudah menerapkan kendali perbatasan paling ketat di antara negara-negara maju lainnya dengan melarang masuk pengunjung sejak awal pandemi.

Pada Juni, pemerintah Jepang mulai melonggarkan pembatasan itu secara bertahap.

Baca Juga: Mulai Oktober, Jepang Kembali Izinkan Turis Asing Masuk Tanpa Visa

Pengumuman Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, yang disampaikan dalam pidato di Bursa Efek New York pada hari Kamis, adalah realisasi janji yang dia buat pada Mei.

Saat itu dia mengatakan bahwa Jepang akan membuat kendali perbatasannya sejalan dengan negara-negara Kelompok Tujuh (G7) lainnya.

"Kami adalah bangsa yang telah berkembang melalui arus bebas manusia, barang dan modal," kata Kishida, hari ini.

"COVID-19, tentu saja, mengganggu semua keuntungan ini, tetapi mulai 11 Oktober, Jepang akan melonggarkan aturan pengendalian perbatasan agar setara dengan AS, juga melanjutkan (kebijakan) perjalanan bebas visa dan perjalanan individu," kata dia.

Kebijakan Jepang yang bersikeras agar pengunjung mendapatkan visa untuk masuk ke negara itu dan datang lewat paket perjalanan yang telah direncanakan, telah menjadi hambatan besar.

Baca Juga: Mereka Tidak Mau Mengakuinya! 80% Pemain NBA Suka Anime

Sebelum pandemi, Jepang memiliki perjanjian bebas visa dengan hampir 70 negara, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, dan banyak negara Asia.

Para pelobi bisnis dan agen perjalanan telah mendesak Jepang untuk melonggarkan kendali perbatasannya lebih cepat.

Mereka mengatakan Jepang ditinggalkan oleh mitra-mitra dagang utamanya dan hal itu dapat membuatnya tertinggal secara ekonomi.

"Kita akan melihat dampak yang signifikan terhadap ekonomi," kata Shinichi Inoue, presiden maskapai All Nippon Airways, kepada pers.

Dia menambahkan bahwa penurunan tajam nilai tukar yen terhadap dolar AS adalah "daya tarik yang sangat besar" bagi warga negara asing.

Mata uang Jepang melemah hingga menembus batas psikologis 145 yen per dolar pada Kamis, yang membuat ongkos perjalanan ke negara itu mencapai titik terendah dalam beberapa dekade.

Mulai 11 Oktober, Jepang akan memulihkan perjalanan wisata individu dan bebas visa bagi pengunjung dari negara-negara tertentu selama mereka telah divaksinasi.

Pada saat yang sama, negara itu juga akan mencabut batasan jumlah pengunjung per hari, yang kini sebanyak 50.000 orang.

Jepang kemungkinan juga akan merevisi regulasi yang memungkinkan hotel menolak tamu yang tidak menaati pencegahan infeksi, seperti memakai masker, jika terjadi lonjakan kasus, kata media lokal.

Jepang pada Juni secara resmi membolehkan turis masuk untuk pertama kalinya dalam dua tahun, tetapi pada Juli hanya ada sekitar 8.000 kedatangan.

Sebelum pandemi, negara itu mencatat lebih dari 80.000 pengunjung per hari.

Sumber: Reuters/Antara

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI