Suara.com - Pembentukan Dewan Kolonel pendukung Puan Maharani oleh kader PDI Perjuangan di DPR mengundang berbagai respons.
Meskipun dianggap hanya guyon politik oleh para petinggi PDIP, Dewan Kolonel sampai mengusik para relawan Ganjar Pranowo.
Tak heran, relawan Ganjar Mania sampai membuat dewan tandingan, yakni Dewan Kopral.
Menanggapi adanya dua kubu pendukung dalam dua kader di partai yang sama, pengamat politik Hendri Satrio (Hensat) mengungkapkan ada berbagai faktor alasan PDIP tampak lebih condong pada Puan ketimbang Ganjar.
Baca Juga: PDIP Klaim Bahwa Mereka Sudah Berhasil Merebut 'Hati' Masyarakat!
"Ini [Dewan Kolonel] bentuk loyalitas PDIP kepada sosok Puan Maharani," ujar Hensat saat berbincang di wawancara iNews TV.
Hensat menyebutkan bahwa dukungan yang mengalir pada Puan bukan sekadar soal keturunan Soekarno, namun soal misi dalam partai.
"Antara Puan dan Ganjar ya, Puan Maharani ini memang anak ideologis PDI Perjuangan sementara Ganjar Pranowo petugas partai untuk PDI Perjuangan," ungkap Hensat.
"Bedanya apa, Puan diberikan tugas Megawati untuk lakukan safari politik sementara Ganjar jadi Gubernur di Jateng," tambahnya.
Lebih lanjut Hensat menyebutkan bahwa elektabilitas Puan yang rendah disebabkan karena selama ini Puan disebut lurus dalam mengurus partai.
"Puan ini dia tegak lurus dengan aturan partai jadi sebelum diumumumkan bahwa siapa sebagai calon dia terus menjalankan tugas enggak curi start enggak lakukan pencitraan," kata Hensat.
Baca Juga: Survei Kedai Kopi: Punya Rekam Jejak, Elektabilitas Puan Maharani Tembus di Angka 9,6 Persen
"Tapi saya melihatnya memang Dewan Kolonel ada karena asa Puan Maharani lebih ingin memenangkan partainya, sementara Ganjar Pranowo lebih ingin memenangkan dirinya," imbuhnya.