"Sudah tahu kecurangan itu adalah Khianat terhadap amanah rakyat, bukannya sadar diingetin, eh malah nyolot," timpal yang lainnya.
Contoh Kecurangan Pemilu di Era SBY Menurut Mahfud MD
![Menko Polhukam Mahfud MD menghadiri Rapat Pimpinan Nasional Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Jam'iyyah Ahli Thoriqoh Mu’tabaroh Indonesia (JATMI) di Jakarta, Kamis (3/2/2022). [Kemenkopolhukam]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/02/03/99150-menko-polhukam-mahfud-md.jpg)
Mahfud MD menilai kecurangan sudah pasti akan mewarnai jalannya pemilu, baik ketika sudah diingatkan seperti dalih SBY dan Partai Demokrat atau tidak.
Sebagai mantan Ketua MK yang banyak bersinggungan dengan hasil Pemilu, Mahfud lantas membandingkan kecurangan yang terjadi di era SBY dengan Orde Baru.
Menurut Mahfud, di era SBY, kecurangan yang terjadi dilakukan antara pendukung partai. Hal ini berbeda dengan era Orde Baru di mana kecurangan terjadi secara vertikal alias turut melibatkan penguasa.
"Buktinya mereka menggugat ke MK atas hasil perolehan suara yang diperoleh partai lain. Bahkan ada juga yang menggugat karena merasa dicurangi oleh sesama anggota partai," terang Mahfud.
"(Kalau) sekarang curangnya horizontal terjadi antar kelompok rakyat yang sama-sama ikut pemilu," lanjutnya, lantas membedakan dengan era Orde Baru ketika penguasa mengintervensi jalannya pemilu untuk kepentingan pribadi.
SBY Mengaku Mencium Adanya Potensi Kecurangan Pemilu 2024

Isu kecurangan pemilu muncul setelah SBY mengaku siap turun gunung menghadapi pesta demokrasi tahun 2024 mendatang.
Baca Juga: CEK FAKTA: Sri Mulyani dan Kejagung Sepakat Jebloskan SBY ke Penjara, Benarkah?
"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapi pemilu 2024 mendatang? Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," tutur SBY.