Sepak Terjang Johan Budi, Sosok di Balik Dewan Kolonel yang Kawal Puan Maharani Nyapres

Kamis, 22 September 2022 | 10:14 WIB
Sepak Terjang Johan Budi, Sosok di Balik Dewan Kolonel yang Kawal Puan Maharani Nyapres
Anggota Komisi III DPR RI, Johan Budi menjadi perbincangan usai dirinya menyampaikan pesan kepada Kapolri saat rapat bersama untuk membahas soal kasus Brigadir J. [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anggota Komisi III DPR RI Johan Budi mengungkapkan dirinya telah menginisiasi terbentuknya sebuah tim yang diberi nama Dewan Kolonel.

Tim tersebut diisi oleh para loyalis Puan Maharani yang bertugas untuk menaikkan citra dan elektabilitas Ketua DPR RI tersebut agar bisa meraih kursi presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Johan Budi menyebut, loyalis Puan Maharani yang bergabung dalam Dewan Kolonel tersebut terdiri dari seluruh anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, mulai dari Komisi I hingga Komisi XI.

Meski begitu, lanjut Johan Budi, Dewan Kolonel tidak terkait dengan kepengurusan DPP PDI Perjuangan, dan Puan Maharani sendiri telah menyetujui pembentukkan Dewan Kolonel tersebut.

"Bagaimana ini kita yang mendukung Mbak Puan, bagaimana kalau kita bikin tim. Tim yang ikut membantu Mbak Puan untuk jadi capres. Ini enggak ada kaitannya sama DPP ya. Tapi kami di fraksi ada sekelompok orang, ingin menjadi timnya mbak Puan untuk persiapan Pilpres [2024] itu," kata Johan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa (20/9).

Lantas siapakah sosok Johan Budi yang jadi inisiator terbentuknya Dewan Kolonel? Berikut ulasannya.

Profil Johan Budi

Saat ini Johan Budi adalah anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan yang menjabat periode 2019-2024.

Ia lahir di Mojokerto pada 29 Januari 1966. Johan Budi pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Indonesia (UI) jurusan Teknik Gas pada 1992.

Baca Juga: Usai Dewan Kolonel dari Elit PDIP, Relawan Ganjar Bikin Dewan Kopral, Siap Saingan?

Setelah lulus, ia sempat bekerja sebagai peneliti di Lemigas selama dua tahun pada 1993-1995. Namun setelah itu, ia ‘pindah jalur’ menjadi jurnalis pada 1995.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI