Presiden Erdogan Sebut Putin Bersedia Akhiri Perang Sesegera Mungkin, Tanda Mulai Kewalahan?

Bangun Santoso Suara.Com
Rabu, 21 September 2022 | 06:17 WIB
Presiden Erdogan Sebut Putin Bersedia Akhiri Perang Sesegera Mungkin, Tanda Mulai Kewalahan?
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. [AFP/Adem Altan]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang membahas perang di Ukraina dalam sebuah wawancara yang direkam pada hari Minggu (18/9/2022) mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin “bersedia mengakhiri [perang] ini sesegera mungkin.

Erdogan berbicara kepada PBS NewsHour untuk memabahas sejumlah isu terkini sebelum menghadiri sidang Majelis Umum PBB yang ke-77 di New York.

“Di Uzbekistan saya bertemu dengan Presiden Putin dan kami mendiskusikan banyak hal dengannya, dan ia benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa ia bersedia mengakhiri [perang] ini sesegera mungkin. Itu kesan yang saya dapat, karena keadaan saat ini cukup bermasalah,” ujarnya.

Erdogan mengatakan bahwa “tidak ada invasi yang dapat dibenarkan. Tindakan invasi tidak bisa dibenarkan.” Ia menambahkan bahwa ia telah meminta Putin mengembalikan wilayah yang dikuasainya kepada “pemilik yang sah.”

Baca Juga: Di Tengah Pesimisme Perdamaian, Rusia-Ukraina Dominasi Sidang PBB

“Ketika kita berbicara tentang kesepakatan resiprokal, inilah yang kami maksud. Apabila perdamaian akan dibangun di Ukraina, tentu saja pengembalian wilayah yang diinvasi akan menjadi sangat penting. Inilah yang diharapkan. Inilah yang diinginkan. Putin telah mengambil langkah-langkah tertentu. Kami sudah mengambil langkah-langkah tertentu. Tanah yang diinvasi akan dikembalikan ke Ukraina,” tambahnya.

Turki telah menjaga hubungan hangat dengan Rusia daripada negara-negara Uni Eropa lainnya.

Dalam wawancara yang sama, Erdogan juga menyinggung soal Swedia dan menyebut negara itu sebagai “tempat lahirnya terorisme.”

Swedia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO sebagai tanggapan terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Akan tetapi, Turki – anggota NATO – menentang hal itu karena menuduh Swedia memberlakukan embargo senjata terhadap Ankara dan mendukung kelompok-kelompok yang dianggap teroris.

Turki mencabut hak vetonya selama pertemuan puncak NATO Juni lalu dengan imbalan berupa kemajuan nyata terkait isu yang diangkatnya. Akan tetapi sejak saat itu Ankara menyebut negara-negara Nordik itu belum mengambil langkah-langkah yang diharapkannya. (Sumber: VOA)

Baca Juga: Aplikasi Pesan Makanan Bongkar Identitas Polisi Rusia yang Siksa Demonstran

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI