Suara.com - Kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang efektif per 3 September 2022 lalu diikuti dengan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah.
Yang menjadi sasaran tentu saja masyarakat kurang mampu, di mana mereka berhak mendapatkan BLT sebesar Rp600 ribu per bulan.
Namun dilihat Suara.com dari akun Instagram @underc0ver.id, sejumlah warga di Desa Cikakak, Banjarharjo, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengaku tak mendapatkan BLT secara utuh.
Pasalnya BLT tersebut masih disunat sebesar Rp100 ribu oleh pihak pemerintah desa. Hal ini juga terbukti dari unggahan kuitansi yang memperlihatkan potongan Rp100 ribu.
Baca Juga: Viral Warga Ngamuk Marahi Polisi di Medan, Begini Duduk Perkaranya
Yang menjadi sorotan, BLT dipotong untuk kegiatan sedekah bumi yang baru akan dilaksanakan pada Agustus 2023 mendatang.
"Memotong 100 ribu BLT untuk bumian tahun depan 2023 sebesar 100 ribu," begitulah keterangan yang tertera di kuitansi, dikutip pada Selasa (20/9/2022).
Salah satu warga mengaku menyerahkan Rp100 ribu dari BLT-nya kepada Ketua RT, sebagaimana instruksi yang disampaikan sebelum pencairan dana di Kantor Pos.
Meski sebenarnya merasa keberatan, ia mengaku tetap memberikan uang tersebut sebagaimana arahan dari Ketua RT. Padahal uang tersebut dinilai masih bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari.
Sementara Sekretaris Desa Cikakak, Samingan, menolak bila pihaknya disebut menyunat BLT warga. Samingan menyebut pihaknya hanya menarik iuran, yang kebetulan dilakukan bersamaan dengan cairnya BLT.
Baca Juga: Ada Laporan BLT BBM Disunat, Ganjar: Jangan Main-main dengan Urusan Rakyat
"Jadi mumpung ada momen pencairan BLT, sekalian kita minta iuran untuk kegiatan sedekah bumi dan perayaan HUT RI tahun depan. Jadi tidak ada pemotongan," tegas Samingan.
Ia juga mengklaim pihak Pemerintah Desa tidak tahu-menahu soal penarikan iuran sedekah bumi. Menurutnya hal itu dilakukan berdasarkan inisiatif Ketua RT di Desa Cikakak.
Tanggapan Warganet
Namun tentu saja penjelasan ini membuat publik semakin meradang. Pasalnya BLT dibagikan untuk meringankan beban masyarakat akibat kenaikan harga BBM alih-alih untuk iuran kegiatan yang masih berlangsung tahun depan.
"Woy minta sedekah bumi ma yang dibagi BLT, itu di RT nya ga ada yang kaya apa?? Ga pada mampu nyumbang apa?? Bilang aja iri bos ga dikasih BLT," kecam warganet.
"Udah yang paling bagus ituu bbm di turunkan harganyaa, jadi apa-apa gak ikut naikk, ini malah bbm dinaikann gaji gak ikutan naik," imbuh warganet, berharap harga BBM kembali diturunkan.
"Tak kira cuma kampung.ku aja yg sunat BLT, dari atas sampai hampir ke target disunat teros," komentar warganet lain.
"Gak yang diatas sama yang dibawah sama sama menghalalkan korupsi," timpal yang lainnya, merujuk pada kasus korupsi bansos yang pernah dilakukan eks Menteri Sosial Juliari Batubara.
Ganjar Pranowo Kecam Dugaan Pemotongan BLT BBM
Potongan BLT BBM rupanya juga terjadi di Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora, di mana setiap warga harus merelakan BLT BBM mereka dipotong sebesar Rp20.000.
Informasi ini pun turut menjadi sorotan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Dengan tegas Ganjar meminta agar BLT BBM tidak dipotong, apapun alasannya.
"Jangan potong BLT untuk alasan apa pun. Saya bilang tindak tegas kalau melakukan itu. Jangan main-main yang urusan rakyat ini," tegas Ganjar di Universitas Diponegoro, Semarang, Selasa (20/9/2022).
"Tadi saya kontak dengan Bupati Blora. Hari ini sudah diperiksa polisi, alasannya tidak tahu. Besok pagi seluruh Kades akan dikumpulkan, dan Bupati Blora minta agar saya ikut bicara dan besok saya akan iku bicara," sambungnya.