"Jadi saya sudah biasa karena setelah pindah ke sini, saya harus belajar lagi kalau mau bekerja di bidang sesuai dengan pendidikan saya."
Elis melihat peluang untuk bekerja di bidang perawatan lansia, yang bisa dilakukan lewat kursus cepat selama empat bulan.
"Saya mau cari duit saja yang cepat. Dan setelah bekerja saya juga senang membantu para lansia," ujarnya, yang sudah bekerja selama 8 tahun.
"Kita anggap saja mereka seperti orang tua kita sendiri, mereka sudah seperti keluarga."
Elis sendiri tidak merasa pekerjaannya kurang bergengsi, malah ia merasa bangga pernah lulus universitas di saat perawat lansia lainnya hanya bisa lulus SMA.
Menteri Dalam Negeri Australia, Clare O'Neill, mengumumkan kuota migran terampil di tahun 2022 telah ditambah 35 ribu orang, sehingga jumlah totalnya akan mencapai 195 ribu orang.
Dengan penambahan kuota ini, orang-orang seperti Elis yang bekerja sebagai perawat, bisa memenuhi kebutuhan Australia saat ini yang kekurangan pekerja dengan kemampuan khusus.
"Berdasarkan proyeksi, ini bisa berarti ribuan perawat tambahan akan masuk ke sini, juga ribuan insinyur baru," kata Clare di akun Twitternya.
Mengurus properti berkat bekal kuliah
Fabrianne Wibawa mengantongi gelar sarjana di bidang 'Public Relations' (PR) dan pernah bekerja di bidang tersebut di Indonesia selama empat tahun.
Baca Juga: Australia, Jadi Salah Satu Negara yang Ikut Uji Coba Kerja Empat Hari Seminggu
Di tahun 2008 ia pindah ke Perth, Australia Barat, untuk tinggal bersama pasangannya.