Suara.com - Mantan Kabareskrim Komjen (Purn) Susno Duadji mengkritik langkah Polri yang disebut lamban dalam menangani kasus pembunuhan Brigadir J oleh Ferdy Sambo dan beberapa tersangka lainnya. Padahal kasus ini dinilainya mudah.
"Dari awal sudah saya katakan, kasus ini very very simple," ungkapnya.
Menurut Susno Duadji, kasus itu bisa selesai kurang satu bulan lagi jika dirinya yang menjabat sebagai Kapolri. Pernyataan ini kemudian menciptakan teror terhadap jenderal bintang tiga tersebut.
"Kalau saya jadi kapolri, gak lama, karena kapolri kan enak merintah aja. Ini dua minggu lagi harusnya sudah selesai, karena mengembalikan berkas yang kurang diminta oleh jaksa. Kekurangannya dilengkapi dong, tapi tidak perlu jauh-jauh sampai ke Magelang, dan tidak perlu juga pakai lie detector segala macam. Bikin ribut aja," katanya.
Baca Juga: VIDEO Rekaman Suara Diduga Nikita Mirzani Minta Bantuan ke Ferdy Sambo Viral
Alih-alih takut, mengutip Youtube Uya Kuya TV pada Senin (19/9), Susno Duadji mengaku tidak peduli dengan ancaman tersebut karena apa yang diucapkannya adalah kebenaran.
"Saya kalau untuk menyatakan kebenaran, mana ada takut," tegasnya.
Selain itu, Susno Duadji kembali meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera menyelesaikan kasus Ferdy Sambo. Ia juga mengatakan bahwa hal ini sebetulnya sangat mudah diusut.
Alasan Susno Duadji menilai itu mudah dengan membandingkannya saat polri berhasil mengungkap korban mutilasi yang tubuhnya dibuang ke hutan. Padahal, identitas korban dan pelaku, serta waktu kejadian tidak jelas.
"Kenapa saya katakan sangat sangat simpel, Polri orang dimutilasi, orang dibuang di hutan saja kan bisa ngungkapnya. Dimutilasi itu kan identitas korban nggak jelas, kemudian siapa yang melakukan tidak tahu, kapan melakukan tidak tahu, dengan apa melakukan tidak tahu. Berarti kan perlu ilmu yang hebat," jelas Susno Duadji.
Baca Juga: Polri Ulur Waktu Tuntaskan Sidang Etik Kasus Ferdy Sambo? Ini Jawaban Irjen Dedi Prasetyo
Sementara pada kasus Ferdy Sambo ini, menurutnya di segala aspek sudah jelas. Mulai dari sosok yang mengaku menembak ada, korban yang mati ada, identitasnya jelas, hingga senjata yang digunakan menembak pun ada.
Susno Duadji kemudian menyatakan bahwa kasus seperti itu bahkan bisa ditindak cepat oleh kepolisian tingkat Polsek. Ia tidak paham mengapa semuanya menjadi sulit diakhiri.
"Segala macam ada, lah apa susahnya? Tingkat polsek saja bisa menyidik ini dan cepat, tapi kenapa jadi sulit," ucapnya.
Ia juga mengungkap, keterlambatan kasus ini hingga dianggap sulit lantaran adanya pihak-pihak yang ikut terlibat untuk merekayasa kasus tersebut. Lalu akhirnya menjadi kacau sampai banyak yang dibohongi.
"Dikacaukan semua, dan banyak orang terbohongi, kena prank. Buktinya DPR terkecoh, Kapolri terkecoh, dan banyak pejabat polisi terkecoh. Bukan lagi prank, sudah di atasnya. Uya Kuya sebagai artis kalah," ungkapnya sambil tertawa.
Meski begitu, Susno Dudaji mengatakan bahwa penyidikan kasus ini sudah ada pada jalan yang benar. Hanya perlu diawasi lebih ketat agar dapat selesai tepat waktu, karena hingga kini pun dianggap lambat.
"Tinggal diawasi, karena sudah ada banyak bukti, nanti lamban menyelesaikannya," pesan Susno Duadji.
Susno Duadji sendiri merupakan mantan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri dengan masa jabatan mulai 24 Oktober 2008 - 24 November 2009. Pangkatnya adalah Komisaris Jenderal (Komjen).
Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) yang kemudian terpilih menjadi Kapolda Jawa Barat.
Kariernya mulai meroket saat Susno Duadji dipercaya menjabat posisi Wakapolres Yogyakarta dan berturut-turut setelahnya Kapolres di Maluku Utara, Madiun, dan Malang.
Susno Duadji kemudian mulai ditarik ke Jakarta, ketika ditugaskan menjadi kepala pelaksana hukum di Mabes Polri dan mewakili institusinya membentuk KPK pada tahun 2003.
Kini, Susno Duadji memilih menjadi petani di Pagar Alam dan menjadi ketua Tim Kamus Bahase Kite di daerah Lahat dan Besemah. Ia kerap membagikan kesehariannya melalui akun Instagram @susno_duadji.
Kontributor : Xandra Junia Indriasti