Bila mereka bisa memiliki produktivitas yang sama, atau bahkan lebih baik, dengan pekerja yang merasa lebih puas, berarti pekerja yang keluar akan lebih sedikit dan akan lebih mudah menarik orang untuk masuk.
"Dari pada mencoba bersaing dengan perusahaan lebih besar, kami memberikan sesuatu yang lebih berharga kepada pekerja dibandingkan uang," katanya.
Menurutnya juga perusahaan memiliki tugas untuk melindungi kesehatan mental pekerja mereka.
Kerja empat hari seminggu dilihatnya sebagai jawaban terhadap suasana kerja modern yang menciptakan suasana lebih stres bagi pekerja.
Dari mana ide ini berasal?
Selama abad ke-20, para ekonom memperkirakan jumlah jam kerja akan berkurang dengan produktivitas meningkat.
Namun dalam kenyataannya, produktivitas pekerja meningkat saat jam kerja juga bertambah.
Di tahun 2015, Islandia memulai uji coba hari kerja lebih sedikit terhadap 2.500 pekerja selama beberapa tahun.
Hasilnya adalah kesehatan mental mereka meningkat, namun tidak ada penurunan produktivitas.
Di tahun 2108, sebuah perusahaan Selandia Baru bernama Perpetual Guardian juga melakukan uji coba serupa dengan jadwal kerja 4 hari dengan 32 jam per minggu.
Baca Juga: Begini Susahnya Dapatkan Visa Penduduk Tetap di Australia
Hasilnya sama dengan percobaan di Islandia, perusahaan Perpetual Guardian pun menerapkan kebijakan tersebut menjadi permanen.