Suara.com - Sejumlah instansi pemerintahan memang mewajibkan pegawai barunya untuk menjalani latihan militer. Namun nahas, kewajiban ini bahkan sampai merenggut nyawa seorang CPNS yang benar-benar baru bergabung.
Peristiwa nahas ini dialami oleh M Ary Adithya Hasibuan, seorang CPNS Bakamla Angkatan IX lulusan PKN STAN. Ary yang berniat untuk mengabdikan diri di Bakamla malah harus meregang nyawa disinyalir akibat terlalu lelah saat mengikuti latihan militer.
Kronologi Kejadian
Mengutip tangkapan layar unggahan akun Twitter @AREAJULID, mendiang Ary mendapatkan kesempatan untuk masuk PKN STAN setelah 3 kali mencoba. Pasca menamatkan pendidikannya, Ary lantas ditempatkan di Bakamla sehingga harus mengikuti pelatihan militer.
Baca Juga: Pilu! Kakek Ingin Tukar Sayur dengan Mie Instan, Mengaku untuk Makan
Sedianya latihan militer ini berlangsung sampai Desember 2022 mendatang. Bahkan Ary disebut sempat berpamitan via Story WhatsApp, membuat tragedi ini semakin membekas di benak kawan-kawannya.
"Menurut kabar yang beredar, almarhum meninggal karena fisiknya terlalu diforsir, terlalu dipaksakan," tutur teman korban dalam unggahannya, dikutip Suara.com pada Selasa (20/9/2022).
Kabar ini pun dibenarkan lewat pesan broadcast yang beredar. Korban disebut memiliki sejumlah keluhan kesehatan namun tetap memaksakan diri mengikuti kegiatan fisik, hingga akhirnya kejang-kejang dan harus dilarikan ke rumah sakit pada Minggu (18/9/2022).
Namun nyawa Ary ternyata tidak bisa diselamatkan, sebab 6 jam setelahnya pemuda kelahiran 1998 ini dinyatakan meninggal dunia.
Bakamla Mengonfirmasi dan Ungkapkan Pernyataan Duka
Baca Juga: Heboh Tabloid Anies Baswedan Beredar di Masjid Kota Malang, Ini Respons Wali Kota Sutiaji
Lewat postingan Instagram-nya, Bakamla membenarkan kabar tersebut sekaligus mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Ary. Kepala Bakamla, Laksamana Madya TNI Dr. Aan Kurnia menyatakan Ary meninggal saat mengikuti Coast Guard Basic Training (CGBT).
"Benar bahwa salah satu siswa CGBT Bakamla RI meninggal dunia saat menempuh pelatihan. Saya selaku Kepala Bakamla RI mewakili seluruh keluarga besar Bakamla RI menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Ary Hasibuan," papar Aan di Mabes Bakamla RI, Jakarta Selatan, Senin (19/9/2022).
Aan menyatakan CGBT merupakan program wajib untuk seluruh personel yang baru bergabung dengan Bakamla. Para peserta, termasuk Ary, sudah menjalani tes kesehatan dan dinyatakan memiliki riwayat penyakit sehingga memerlukan perhatian khusus.
"Namun demikian Ary tetap menempuh CGBT dengan intensitas latihan yang lebih ringan dari rekan sejawatnya," jelas @bakamla_ri.
Namun fisik Ary ternyata tidak sanggup mengikuti seluruh pelatihan yang ada sampai harus dilarikan ke RSPAL. "Hasil diagnosa dokter RSPAL, Ary meninggal karena Acute Liver Failure (gagal hati akut)," kata @bakamla_ri.
"Selamat jalan Ary. Kegigihan dan tekadmu menjadi Penjaga Laut Nusantara akan terus terkenang," imbuhnya.
Warganet Beri Reaksi Keras
Dilihat Suara.com di postingan terkait, publik rupanya memberi banyak komentar pedas lantaran ungkapan belasungkawa tersebut dinilai sebagai bentuk pembelaan diri Bakamla.
"Ini postingan pembelaan kalian bukan belasungkawa," kecam warganet.
"Padahal dulu di kampus yang mual aja langsung gercep dipindahin ke sc, kok ini udah tau ada penyakit serius masih ikut CGBT 3 bulan," komentar warganet.
"Ini maunya turut berduka cita atau pembelaan diri?" sindir warganet lain.
"Lulusan PKN STAN yang disiapkan untuk kerja dalam ruangan, tidak berkaitan dengan latihan militer, buat apa diwajibkan mengikuti latihan militer bakamla?" timpal yang lainnya.
Stafsus Menkeu Ikut Buka Suara
Tragedi yang dialami oleh CPNS lulusan PKN STAN ini turut menyita perhatian Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Komunikasi Strategis, Yustinus Prastowo.
Lewat unggahan Twitter-nya, Yustinus ikut mengucapkan duka cita atas meninggalnya Ary. "Pimpinan Kemenkeu RI sangat prihatin dan berduka amat dalam atas meninggalnya Sdr Ary Hasibuan. Kemenkeu akan mengevaluasi dan memperbaiki kualitas/standar kerja sama dengan pihak lain," tutur Yustinus.
Selain mengevaluasi kerja sama antara Kemenkeu sebagai induk PKN STAN dengan lembaga lain, Yustinus juga memastikan pihaknya akan menunaikan tanggung jawab terhadap keluarga korban.
"Kiranya ini menjadi peristiwa terakhir. Cukup sudah kejadian yang memilukan ini terjadi. Kami menunggu hasil investigasi Bakamla dan akan terus berkoordinasi secara transparan dan akuntabel," pungkasnya menegaskan.