"Saya dipanggil sama Bang Taufik ke Teuku Umar, ini tahun 2003. (Lalu dia bilang) 'Rizal, kita mesti naikin Threshold. Ya (alasannya) satu, supaya SBY nggak bisa maju'," kata Rizal yang menirukan pembicaraannya kala itu.
Bahkan saat itu sempat berkembang wacana untuk menaikkan Presidensial Threshold ke angka 35 persen, yang akhirnya dianulir kembali ke 15 persen dengan harapan tidak mampu dicapai oleh SBY dan Partai Demokrat yang saat itu cenderung masih baru.
Namun perkiraan PDIP keliru lantaran Demokrat yang pada akhirnya menjadi pemenang Pemilu 2004, bahkan SBY bisa menjabat sebagai presiden sampai selama 10 tahun.
Pernyataan Rocky dan Rizal inilah yang kembali disorot publik setelah heboh SBY siap turun gunung dan memicu PDIP membalas dengan mengembuskan isu kecurangan Pemilu di era Demokrat berkuasa.
Sekjen PDIP Embuskan Isu Kecurangan Pemilu 2009
![Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto di Kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (23/8/2022). [Suara.com/Bagaskara].](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/08/23/20583-sekretaris-jenderal-dpp-pdi-perjuangan-hasto-kristiyanto.jpg)
Pernyataan SBY yang mengaku siap turun gunung karena mencium adanya dugaan kecurangan Pemilu 2024 membuat PDIP ikut bereaksi.
Disampaikan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, ia mengingatkan bahwa ada dugaan kecurangan yang sama ketika Pemilu 2009 diselenggarakan. Saat itu Pemilu kembali dimenangkan oleh SBY yang menjabat di periode kedua.
"Saya didampingi oleh Pak Eko Suwanto, yang menjadi saksi terhadap berbagai kecurangan-kecurangan Pemilu 2009," terang Hasto.
Beragam dugaan kecurangan Hasto sampaikan. Mulai dari dugaan adanya penggunaan berbagai instrumen negara untuk memenangkan pemilu sampai keterlibatan kasus Bank Century dalam kemenangan pemilu di era SBY.
Baca Juga: Turun Gunung Cuma Simbolik, Andi Mallarangeng: SBY Tak Lagi jadi King Maker, Panglimanya Kini AHY
"Sumber dana diduga dari Century, kita masih ingat bagaimana pembobolan bank tersebut," tutur Hasto.