HP-nya Dibeli Polisi, Pengakuan Penjual Es Komplotan Bjorka Bikin Curiga: Dipaksa Gak Tuh?

Sabtu, 17 September 2022 | 16:53 WIB
HP-nya Dibeli Polisi, Pengakuan Penjual Es Komplotan Bjorka Bikin Curiga: Dipaksa Gak Tuh?
MAH (21) saat ditemui di rumahnya dan mengakui membantu Bjorka di sela melayani pelanggan. (Instagram/@terang_media)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Diungkap kakak MAH, Noviani, ponsel adiknya itu dibeli tiga hari sebelum penangkapan oleh seseorang yang mengaku sebagai polisi.

Spesifikasi Redmi Note 10 Pro, selain mengandalkan layar Amoled, juga dibekali kamera dan prosesor yang lebih baik ketimbang varian Redmi Note 10. [Dok Xiaomi Indonesia]
Ilustrasi Xiaomi Redmi 10 Pro milik MAH yang dibeli seseorang mengaku polisi. [Dok Xiaomi Indonesia]

Tak main-main, orang itu menawarkan Rp5 juta untuk menebus Xiaomi Redmi Note 10 Pro bekas milik MAH, padahal harga barang barunya di kisaran Rp3 juta.

"Katanya sih untuk barang bukti. HP adik saya diminta orang yang mengaku polisi. Dia juga sae (baik), kasih Rp5 juta untuk HP itu," terang Noviani.

Hanya saja Noviani tidak tahu-menahu soal di mana MAH bertemu dengan seseorang yang mengaku polisi tersebut.

Kisah yang sama juga dibenarkan Prihatin, ibu MAH. Wanita itu menyebut anaknya mendapat Rp5 juta sebagai pengganti HP yang diambil "polisi", yang kemudian dibelikan HP baru.

Sementara bos MAH di tempat kerja, Zeda Dwi Hersanto, menyebut pegawainya itu sering mengeluhkan HP-nya yang rusak. Karena itulah saat akan dibeli seharga Rp5 juta, MAH pun sigap melepasnya.

MAH Mengaku Trauma

Di hadapan awak media, MAH berharap apa yang terjadi kepadanya jangan sampai juga dialami oleh orang lain.

Pasalnya seluruh proses penangkapan sampai penetapan tersangka yang dijalaninya sejak 3 hari lalu begitu traumatis.

Baca Juga: Grusa-grusu Pemerintah Buru Bjorka, Pengalihan Kasus Sambo?

"Ya saya berharap nggak terjadi lagi yang kayak saya ini," kata MAH. "Wah, trauma, Mas. Waktu dibawa ke Jakarta tuh (udah kepikiran) kalau nggak bisa pulang gimana ini, (atau) nggembel di sana. Pikiran udah kemana-mana."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI