Suara.com - Perburuan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri pada Hacker Bjorka masih terus berjalan.
Terbaru, dua orang pemuda di mana satu orang di Cirebon dan di Madiun diringkus karena diduga sebagai hacker carian mereka.
Namun demikian, meski dua orang sudah diringkus akun Bjorka masih bisa berkicau bahkan melemparkan ejekan ke pemerintah.
Menanggapi hal tersebut, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya menyebutkan fenomena Bjorka membuat pemerintah perlu menyerap pesan yang dibawa oleh hacker tersebut.
"Jadi kita perlu lihat akar masalahnya, jangan killing massager of bad news, jadi Bjorka berusaha memberitahu sesuatu bahwa pengelolaan data di Indonesia perlu diperbaiki, banyak bocor, dan kalau dieksploitasi rakyat menderita" ungkap Alfons.
Menurut Alfons, Bjorka belakangan mendapatkan simpati dari warga Indonesia karena aksinya meretas data para pejabat.

"Sekarang kasih lihat kalau pejabat yang dieksplotasi seperti ini kayak begini rasanya rakyat, jadi dia mendapatkan simpati," tambahnya.
Lebih lanjut Alfons menyebutkan bahwa dia ragu Bjorka yang sesungguhnya berdomisili di Indonesia.
Menurutnya terlalu bodoh jika benar Bjorka berdomosili di Indonesia karena akan mudah dilacak.
Baca Juga: Pengantin Baru di Bogor Perdarahan hingga Masuk IGD Setelah Berhubungan Badan Malam Pertama
"Kalau saya bilang kalau dia berdomisil di Indonesia, agak bodoh sih dia akan sangat mudah diidentidikasi," ungkap Alfons.