Suara.com - Komisi Untuk Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) turut mengomentari soal aksi tak tercela Kombes Setyo Koes Heriyanto yang melontarkan kata binatang saat mengawal aksi demomstrasi tolak kenaikan BBM yang digelar massa mahasiswa di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Kamis kemarin. Menurut KontraS, ucapan perwira menengah Polri itu malah tidak beradab dan seperti memprovokasi anggota lainnya.
"Perkataan kasar ini justru seperti provokasi dan menunjukkan tak ada adab," kata Wakil Koordinator KontraS, Rivanlee Anandar saat dihubungi Suara.com, Jumat (16/9/2022).
Sebagai aparat yang merupakan pelayan masyarakat dalam kondisi yang memanas seharusnya polisi dituntut untuk lebih tenang dari massa demonstran.
"Dalam kondisi aksi, situasi tersebut menuntut polisi untuk jauh lebih tenang daripada pendemo supaya tidak reaktif dan ambil tindakan sewenang-wenang termasuk secara verbal," kata Rivanlee.
![Kepala Divisi Hukum KontraS Andy Muhammad Rezaldy saat konferensi pers di Senen, Jakarta Pusat pada Kamis (30/6/2022). [Suara.com/Yaumal]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2022/06/30/91637-kepala-divisi-hukum-kontras-andy-muhammad-rezaldy-saat-konferensi-pers-di-senen.jpg)
Atas perilaku itu, Propam Polri dinilai perlu untuk menegur Kombes Setyo. Dikhawatirkan hal itu menjadi sebuah kebiasaan dari aparar kepolisian saat berhadapan dengan massa yang berunjuk rasa.
"Perlu (ditindak lanjuti Propam Polri). Paling tidak menegur dan meminta yang bersangkutan (Setyo) mengakui perbuatannya. Entah itu emosi atau tidak," ujar Rivanlee.
Rivanlee menilai perilaku dari anggot polisi tersebut sangat berbahaya. Dikhawatirkan hal itu menjadi sebuah kebiasaan dari aparar kepolisian saat berhadapan dengan massa yang berunjuk rasa.
"Perkataan tersebut berbahaya, karena bisa saja di lapangan dianggap sebagai sebuah perintah," tegasnya.
Lontarkan Kata Binatang