Jantung Tertua di Dunia Ditemukan di Dalam Fosil Ikan Prasejarah

SiswantoBBC Suara.Com
Jum'at, 16 September 2022 | 11:57 WIB
Jantung Tertua di Dunia Ditemukan di Dalam Fosil Ikan Prasejarah
BBC
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pallab Ghosh Koresponden sains

Para peneliti telah menemukan jantung berusia 380 juta tahun di dalam fosil ikan prasejarah.

Mereka mengatakan spesimen tersebut menangkap momen penting dalam evolusi organ pemompa darah yang ditemukan pada semua hewan bertulang belakang, termasuk manusia.

Jantung itu ditemukan dalam wujud fosil seekor ikan yang dikenal dengan nama Gogo. Sekarang, ikan itu sudah punah.

Baca Juga: Dikubur dengan Kondisi Diikat dan Jari Digembok, Fosil Wanita Diduga Vampir Ditemukan

Penemuan yang "menakjubkan" itu terjadi di Australia Barat dan telah dituangkan dalam artikel jurnal Science.

Ilmuwan yang memimpin tim peneliti, Prof Kate Trinajstic dari Curtin University di Perth, mengatakan kepada BBC News bahwa saat dia dan rekan-rekannya menyadari mereka telah membuat penemuan terbesar dalam hidup mereka.

"Kami berkerumun di sekitar komputer dan menyadari bahwa kami menemukan jantung dan kami hampir tidak bisa mempercayainya! Itu sangat menyenangkan," katanya.

Baca juga:

Biasanya, yang berubah menjadi fosil adalah tulang bukan jaringan lunak. Namun di Kimberley, yang dikenal dengan formasi batuan Gogo, mineral telah mengawetkan banyak organ dalam ikan, termasuk hati, lambung, usus, dan jantung.

Baca Juga: Indonesia Transisi Menuju EBT, Menteri ESDM: Cadangan Bahan Bakar Fosil Terbatas

"Ini adalah momen penting dalam evolusi kita sendiri," kata Prof Trinajstic.

"Ini menunjukkan bahwa kita telah berevolusi sejak sangat awal, dan untuk pertama kalinya kita menyaksikannya pada fosil-fosil ini."

Rekan yang bekerja sama dengannya, Prof John Long dari Flinders University di Adelaide, menggambarkan penemuan itu sebagai "penemuan yang sangat luar biasa dan mencengangkan".

"Kami belum pernah mengetahui hal apapun tentang organ lunak hewan setua ini, sampai sekarang," katanya.

Ikan Gogo adalah yang ikan pertama dari kelas ikan prasejarah yang disebut placoderms. Ini adalah ikan pertama yang memiliki rahang dan gigi.

Sebelum kehadiran ikan Gogo, ukuran ikan tidak lebih besar dari 30 sentimeter. Namun, panjang ikan yang disebut placoderms itu bisa tumbuh hingga sembilan meter.

Placoderms adalah makhluk hidup yang dominan di Bumi selama 60 juta tahun,. Mereka sudah ada lebih dari 100 juta tahun sebelum dinosaurus pertama berjalan di Bumi.

Pemindaian fosil ikan Gogo menunjukkan bahwa jantungnya lebih kompleks dari yang diperkirakan, untuk jenis ikan primitif ini. Jantungnya memiliki bilik dan serambi, mirip dengan struktur jantung manusia.

Para peneliti meyakini, struktur ini membuat jantung ikan Gogo lebih efisien dan menjadi hal penting yang mengubah ikan Gogo, dari ikan yang bergerak lambat, menjadi predator yang bergerak cepat.

"Inilah cara mereka meningkatkan kontribusinya dan menjadi pemangsa yang rakus," kata Prof Long.

Pengamatan penting lainnya adalah bahwa posisi jantung ikan Gogo berada jauh lebih ke depan jika dibandingkan dengan ikan yang lebih primitif.

Posisi ini diduga terkait dengan perkembangan leher ikan Gogo dan memberi ruang bagi perkembangan paru-paru yang lebih jauh lagi, pada garis evolusi.

Dr Zerina Johanson dari Natural History Museum, London, yang merupakan pemimpin para peneliti di dunia dalam bidang placoderms, dan tidak terlibat dalam penelitian tim Prof Trinajstic, menggambarkan kajian tersebut sebagai "penemuan yang sangat penting" yang membantu menjelaskan mengapa tubuh manusia seperti hari ini.

Banyak hal yang Anda lihat, masih kita miliki di tubuh kita sendiri; rahang dan gigi, misalnya. Kami memiliki penampilan pertama sirip depan dan sirip belakang, yang akhirnya berkembang menjadi lengan dan kaki kita.

"Ada banyak hal yang terjadi di placoderm ini, yang kita lihat berkembang menjadi diri kita sendiri saat ini, seperti leher, bentuk dan susunan jantung dan posisinya di dalam tubuh."

Penemuan ini mengisi langkah penting dalam evolusi kehidupan di Bumi, menurut Dr Martin Brazeau, seorang ahli placoderm di Imperial College London, yang juga independen dari tim peneliti Australia.

"Sangat menyenangkan melihat hasil temuan ini," katanya kepada BBC News.

"Ikan-ikan yang saya dan rekan-rekan pelajari adalah bagian dari evolusi kita. Ini adalah bagian dari evolusi manusia dan hewan lain yang hidup di darat dan ikan-ikan yang hidup di laut saat ini."

Ikuti Pallab di Twitter.

REKOMENDASI

TERKINI