Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno percaya dengan mengubah izin tinggal wisatawan dan memberikan kemudahan bekerja dari Indonesia akan berdampak positif pada perekonomian Bali, di samping membantu menciptakan 4,4 juta pekerjaan baru hingga tahun 2024.
"Dengan visa yang berlaku selama 2 bulan dan dapat diperpanjang selama 6 bulan, saya semakin yakin kalau jumlah wisatawan asing yang tertarik untuk menetap di Indonesia akan meningkat dan otomatis akan berdampak pada kebangkitan ekonomi," katanya.
Terhitung Januari tahun ini, lebih dari 3.000 WNA sudah menggunakan visa B221 A untuk bekerja sebagai 'digital nomad'.
Negara penyumbang pengguna visa terbesar antara lain adalah Rusia, Inggris dan Jerman.
Menurut Sandiaga Uno, Indonesia juga berencana untuk mempromosikan skema terbaru ini ke Australia, Malaysia dan Singapura.
Mengubah Bali dan kebudayaannya
Bisnis penyewaan tempat tinggal di Bali juga turut mengalami keuntungan dari fenomena tersebut.
Tobi Konopka, sorang manajer properti kelahiran Jerman di Canggu, mengatakan semakin banyak orang di Bali mulai menjual lahan atau properti mereka ke 'developer' properti untuk dijadikan villa, namun kebanyakan untuk membangun akomodasi 'digital nomad'.
"Pasar permintaan villa meledak selama lima hingga tujuh tahun terakhir, terutama sebelum COVID," katanya.
Buruknya, Tobi mengatakan sawah dan pemandangan hijau Bali yang ikonik akan cepat menghilang.
Baca Juga: Bukan Cuma Tujuan Wisata, Bali Juga Siap Jadi Pusat Industri Kesehatan Kelas Dunia
"Dua tahun yang lalu ketika kami pindah, ini hanyalah sawah," katanya sambil menunjuk lahan besar di belakang rumahnya sendiri di Canggu.