Suara.com - Ekonom senior Rizal Ramli menilai adanya bantalan-bantalan sosial dalam hal ini Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk mengganti harga BBM yang naik dirasa hanya pencitraan belaka bukan justru untuk membuat rakyat senang.
Jika dilihat nilai BLT yang hanya sebesar Rp600 ribu untuk 4 bulan dianggap Rizal belum mencukupi kebutuhan rakyat.
"Iya lah (pencitraan), karena apa? karena kan cuman dapetnya Rp600 ribu dalam empat bulan satu bulan kan dapat 150 ribu, cuman 5 ribu perak bagaimana ningkatin," kata Rizal kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Ia menilai adanya BLT tersebut dianggap tidak mengatasi kemiskinan yang dirasakan masyarakat. Menurutnya, hanya sekedar untuk transportasi saja tidak akan mencukupi.
Baca Juga: Penting Sebagai Mobilitas Warga, Jokowi Resmikan Jembatan Gantung Penghubung Antar Pulau
"Ya enggaklah, bagaimana dengan Rp5 ribu perak perhari bisa mengentaskan kemiskinan? buat uang transport saja tidak cukup kan," tuturnya.
Lebih lanjut, Rizal mengatakan, adanya BLT hanya jadi alat kampanye bagi Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurutnya, BLT tak ada manfaatnya.
"Jadi ini alat (pencitraan) untuk Pak Jokowi, alat kampanye dia baik ama rakyat bagi-bagi BLT. Manfaat lainnya nyaris tidak ada," pungkasnya.
BLT Jokowi
Presiden Joko Widodo didampingi Iriana Jokowi menyerahkan bantuan sosial bagi peserta program keluarga harapan atau PKH di Kantor Pos Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Rabu (14/9/2022). Bansos yang diserahkan Jokowi berupa bantuan langsung tunai atau BLT BBM, sembako, dan BLT.
Baca Juga: BEM Nusantara Sebut BLT Solusi Pemerintah atas Kenaikan Harga BBM
"Hari ini kita memberikan lagi BLT BBM di Kabupaten Maluku Tenggara. Di sini memang baru dimulai kurang lebih 100-an tadi, tapi yang akan menerima nanti kurang lebih 4 ribuan," kata Jokowi.
Hingga saat ini, menurut Jokowi, pemerintah telah menyalurkan BLT BBM kepada hampir 6 juta dari 20,6 juta penerima di 431 kabupaten/kota. Kepala Negara menyebut proses penyaluran masih terus dilakukan oleh jajaran Kementerian Sosial.
"Sudah dimulai semuanya, memang baru kurang lebih 5,9 juta, hampir 6 juta dari 20,6 juta yang harusnya menerima. Memang ini masih dalam proses semuanya, tetapi 6 juta itu bukan angka yang kecil,” ujarnya.
Tidak hanya BLT BBM, Jokowi juga menjelaskan bahwa pemerintah akan terus menyalurkan bantuan subsidi upah kepada para penerima manfaat. Dari 16 juta penerima, ia menyebut saat ini pemerintah telah menyalurkan bantuan tersebut kepada sekitar 4 juta penerima.
"Bantuan subsidi upah yang sudah menerima sampai hari ini sudah 4.122.000 dari 16 juta yang akan diserahkan," tuturnya.
Turut mendampingi Jokowi dan Ibu Iriana saat peninjauan di Kantor Pos yaitu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Maluku Murad Ismail, Bupati Maluku Tenggara Muhamad Thaher Hanubun, Wakil Bupati Maluku Tenggara Petrus Beruatwarin, dan Wali Kota Tual Adam Rahayaan.