Siapakah Rasuna Said? Pahlawan Nasional Kalangan Santriwati yang Muncul di Google Doodle Hari Ini

Farah Nabilla Suara.Com
Rabu, 14 September 2022 | 11:39 WIB
Siapakah Rasuna Said? Pahlawan Nasional Kalangan Santriwati yang Muncul di Google Doodle Hari Ini
Google Doodle HR Rasuna Said
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada yang berbeda dalam tampilan Google Doodle hari ini, Rabu (14/9/2022). Dalam halaman pertama mesin pencarian Google, tampak ilustrasi foto pahlawan perempuan asal Indonesia, yakni Rasuna Said.

Ternyata munculnya foto ilustrasi Rasuna Said itu merupakan bentuk pernghormatan Google Doodle terhadap sosok pahlawan perempuan pergerakan Kemerdekaan Indonesia itu yang sedang merayakan ulang tahunnya yang ke-112.

"Doodle hari ini merayakan ulang tahun ke-112 Rasuna Said, yang dikenang sebagai Singa Betina Pergerakan Kemerdekaan Indonesia," demikian keterangan Google Doodle yang dikutip Suara.com, Rabu (14/4/2022).

Lantas siapakah sosok Rasuna Said? Berikut ulasannya.

Baca Juga: Namanya Diabadikan Menjadi Sebuah Jalan, Ini Sosok Rasuna Said

Profil Rasuna Said

Hajjah Rangkayo (HR) Rasuna Said merupakan salah satu pahlawan perempuan Indonesia asal Sumatera Barat. Pahlawan yang dikenang sebagai Singa Betina Pergerakan Indonesia ini lahir di dekat Danau Maninjau, Sumatera Barat, pada 14 September 1910.

Semasa hidupnya, Rasuna Said sangat peduli dengan isu-su sosial, termasuk hak-hak perempuan. Ia juga dikenal sangat lantang menyuarakan isu-isu tersebut.

Masa kecil Rasina Said dihabiskan di kampung halamannya. Ia sempat mengenyam pendidikan di Pesantren Ar-Rasyidiyah, dimana saat itu ia merupakan satu-satunya santri perempuan. Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Diniyah Putri Padang Panjang. Ketika itu Rasuna Said dikenal sebagai sosok yang pandai, cerdas dan pemberani.

Karena kecerdasannya itu, ia pernah menjadi sisten guru dan memotivasi siswa lainnya untuk giat belajar dan meraih mimpinya.

Baca Juga: Jurnalis Perempuan Pejuang Itu Bernama Rasuna Said

Terjun ke dunia politik

Pada 1926, Rasuna Said mulai menjajal dunia politik ketika diundang untuk bergabung dengan organisasi Syarikat Islam atau Gerakan Rakyat sebagai sekretaris cabang.

Saat itu ia juga sambil mengajar di Diniyah Putri. Namun pada 1930 ia memilih berhenti mengajar dan bergabung dengan Gerakan islam. Ketika itu ia beranggapan kemajuan perempuan juga harus diraih melalui jalur politik.

Bersama Gerakan Islam, lahirlah Persatuan Muslim Indonesia (PERMI), seguah organisasi yang kritis terhadap pemerintah kolonial Belanda, serta ketidakadilan terhadap Perempuan.

Pada 1931, Rasuna Said pindah ke Padang untuk mendidikan divisi perempuan PERMI. Salah satu fokusnya adalah membuka sekolah sastra untuk perempuan di Sumatera Barat.

Pada 1932, rasuna Said ditangkap pemerintah Belanda karena coba angkat bicara soal menentang pada kekuasaan Belanda. Ketika persidangannya digelar, ribuan orang menghadiri sidang tersebut di Payakumbuh pada 1932.

“Pidato pembelaannya menginspirasi dan diberikan tanpa ragu-ragu," ucap Google Doodle dari keterangannya.

Menjadi jurnalis

Ia lalu dibebaskan pada 1934 pada usia 24 tahun. Ketika itulah Rasuna Said mulai terjun ke dunia jurnalistik dan menulis untuk Majalah Raya. Majalah tersebut dikanal radikal, dan bahkan tercatat sebagai tonggak perlawanan masyarakat Sumatera Barat.

Pada 1935, Rasuna Said berhasil menempati posisi sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Raya. Ketika itu gerak-geriknya di tercium oleh pemerintah Belanda, sehingga Polisi Rahasia Belanda mempersempit ruang gerak Rasuna Said dan kawan-kawannya.

Dan setelah Indonesia merdeka pada 1945, Rasuna Said tetap aktif berpolitik dengan bergabung di Badan Penerangan Pemuda Indonesia dan Komite Nasional Indonesia.

Ia juga sempat duduk dalam Dewan Perwakilan Sumatera yang mewakili kampung halamannya, yakni Sumatera Barat. Lalu ia diangkat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS).

Dan pada 1959 Rasuna Said diangkat menjadi Dewan pertimbangan Agung setelah keluar Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga akhir hayatnya.

Ditetapkan sebagai pahlawan nasional  

Pada usia 55 tahun, Rasuna Said menyadari dirinya mengidap kanker payudara. Ia meninggal dunia pada 2 November 1965, di Jakarta. Ia lalu dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Pada 13 Desember 1974, ia diangkat menjadi pahlawan nasional setelah sebelumnya dia dianugerahi tanda Kehormatan Satyalancana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan dan Satyalancana Perintis Pergerakan Kemerdekaan.

Kontributor : Damayanti Kahyangan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI