Suara.com - Fenomena peretasan data pribadi oleh Bjorka sangat menyita perhatian publik. Pasalnya Bjorka tak ragu membocorkan data pribadi sejumlah pejabat negara, seperti Menkominfo Johnny G Plate sampai Menko Polhukam Mahfud MD.
Salah satu yang ikut menanggapi fenomena ini adalah pegiat media sosial Ade Armando. Tak seperti warganet yang cenderung memberikan sentimen positif, Ade justru mengkritik keras aksi Bjorka tersebut.
Bahkan Ade tak ragu menyebut Bjorka sebagai sampah. "Saya melihat dia sih sampah, gayanya dia sampah," tegas Ade, dikutip Suara.com dari tayangan Catatan Demokrasi di kanal YouTube tvOneNews, Rabu (14/9/2022).
Pasalnya, menurut Ade, aksi Bjorka selayaknya omong kosong belaka. Ia lantas mengambil contoh doxxing yang dilakukan Bjorka terhadap rekannya sesama pegiat media sosial, Denny Siregar.
Baca Juga: Profil Muchdi PR, Sosok yang Dibongkar Bjorka Terlibat dalam Kasus Pembunuhan Aktivis Munir
"Dia seolah-olah bisa membongkar Denny Siregar dengan mengatakan, 'Anda seneng tuh, menikmati uang rakyat untuk menciptakan polarisasi?' Ya itu sih, anak kemarin sore juga bisa begitu," ungkap Ade.
Karena itulah, Ade meragukan sepak terjang Bjorka yang telah mengklaim berhasil meretas dokumen rahasia Badan Intelijen Negara (BIN) untuk Presiden Joko Widodo.
"Kalau dia tahu, masa dia nggak kasih sih? Mengungkapkan sebagiannya kepada publik tentang apa isi rahasianya (dokumen rahasia BIN)," tantang Ade. "Lalu cerita dia tentang Munir, ayolah, semua juga sudah dengar."
Hal ini yang membuat sosok Bjorka menjadi misteri besar bagi Ade, termasuk soal siapa kira-kira orang di balik identitas peretas tersebut. Menurutnya ada banyak spekulasi "bos" di balik akun Bjorka, bahkan tak terkecuali Habib Rizieq Shihab.
"Jadi ada satu kemungkinan dia dibiayai konspirasi besar, sindikasi besar, dibiayai barangkali oleh Amerika, oleh Cina, oleh Arab, saya nggak tahu, atau kekuatan-kekuatan politik tertentu," kata Ade.
Baca Juga: Bjorka Ke Iwan Bule, Bagaimana Rasanya Berteman Dekat dengan Bos Judi
"Ada nggak (kemungkinan) itu oleh kekuatan politik di Indonesia, oleh Istana misalnya, oleh Polri, oleh siapapun? Bisa. Bisa nggak oleh Rizieq Shihab? Bisa," lanjutnya.
Namun Ade juga menilai ada kemungkinan Bjorka hanyalah penjual data yang sedang menaikkan reputasinya di kalangan warganet.
"Tapi bisa saja ini sesederhana orang yang lagi marketing aja, lagi cari pelanggan, dia ingin jual kemampuannya," pungkasnya.
BSSN Nilai Serangan Siber Bjorka Masih Level Rendah
Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) menjadi salah satu lembaga negara yang ditunjuk untuk ikut berkolaborasi membentuk tim khusus menghadapi sepak terjang Bjorka.
Berdasarkan penilaian mereka selama ini, Kepala BSSN Hinsa Siburian menyebut serangan siber berupa pencurian data yang dilakukan Bjorka sebenarnya masih dalam kategori rendah.
"Kalau dilihat dari kategori atau klasifikasi serangan yang bersifat pencurian data itu masih intensitas rendah sebenarnya," terang Hinsa, seperti dikutip dari Antara.
Salah satu contoh serangan siber tingkat tinggi adalah dengan melumpuhkan infrastruktur informasi vital. Hal ini, menurut Hinsa, tidak dilakukan oleh Bjorka, terbukti dari kondisi secara umum yang masih berjalan dengan baik.