Suara.com - Bjorka, sosok anonim yang sejak sebulan terakhir menjadi buah bibir di Indonesia karena membocorkan data rahasia, justru dielu-elukan publik. Bahkan, Bjorka menjelma bak vigilante yang tengah berpetualang.
Sang peretas mulai mencuri perhatian publik maupun pemerintah Indonesia sejak membocorkan 1,3 data kartu SIM. Sebelumnya, ia juga membocorkan data pengguna Indihome yang ia sebut diperjual-belikan.
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI lantas mengeluarkan pernyataan, yang menjadi pangkal Bjorka membeberkan banyak data pribadi pejabat negara kepada publik.
Senin 5 September 2022, Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, meminta Bjorka tak melakukan peretasan lagi.
Baca Juga: Akun Bjorka @bjorkanesian Kembali Di-Suspend, Netizen: Mana Belum Diumumin Giveaway-nya
"Kalau bisa jangan menyerang. Tiap kali kebocoran data, ya, yang dirugikan masyarakat," kata Semuel.
Melalui laman breached.to—yang juga menjadi medium Bjorka membocorkan data rahasia perusahaan-perusahaan plat merah Indonesia—membalas pernyataan Semuel.
"Setop menjadi idiot," tulis Bjorka memakai bahasa Inggris, dua hari kemudian, 7 September.
Sejak hari itu, Bjorka mencicil pembocoran data pribadi sejumlah pejabat negara. Ia mengunggah data itu ke saluran Telegram dan Twitter miliknya.
Pejabat pertama yang menjadi sasaran tak lain tidak bukan adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate.
Baca Juga: Sang Dalang Pembunuhan Brigadir J Bisa Lolos dari Tindak Pidana Jika Terbukti Gila
Bjorka membeberkan data pribadi Johnny persis saat si menteri berulang tahun, 10 September. Setelahnya, data Johnny kembali dibocorkan Bjorka, yakni saat politikus NasDem itu kedapatan mengganti nomor HP.
Pejabat kedua yang disasar Bjorka adalah Ketua DPR RI Puan Maharani, Minggu 11 September.
Dalam pesannya, Bjorka memprotes Puan Maharani yang justru merayakan ulang tahun di gedung DPR saat rakyat berdemonstrasi menolak kenaikan harga BBM.
Ketika, Menteri BUMN Erick Thohir turut menjadi sasaran Bjorka. Data Erick dibocorkan Bjorka karena dinilainya sang menteri banyak melakukan hal-hal tak penting demi menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
"Apa kabar pak Erick Thohir? Anda harus bekerja dari pada berkeliling melakukan hal-hal yang tak penting," tulis Bjorka.
Kemudian ada nama Denny Siregar, buzzer pendukung pemerintah Jokowi di media-media sosial.
Bjorka menyasar Denny Siregar karena menganggap orang itu hidup dari uang pajak masyarakat tapi menggunakan internet untuk memolarisasi rakyat.
Yang tak kalah menghebohkan adalah saat Bjorka mengumbar data pribadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Pasalnya, melalui data itu, publik menjadi tahu bahwa Luhut belum menerima vaksin covid-19 ketiga. Padahal Luhut getol mengumumkan kebijakan pembatasan kegiatan kalau warga belum vaksin booster.
Bjorka juga mengungkap data Muchdi Purwopranjono yang disebutnya sebagai dalang pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.
Vigilante
Setelah membuka banyak data pribadi pejabat negara, akun Twitter dan saluran Telegram Bjorka mendadak dihilangkan.
"Ini akan terus berlanjut," tekad Bjorka, yang kemudian kembali membuat akun Twitter dan saluran Telegram baru miliknya.
Tapi lagi-lagi akun-akun Bjorka mendadak hilang. Akhirnya, Senin 12 September malam, melalui saluran Telegram yang baru, Bjorka berpamitan.
"Sudah dua kali akunku dimatikan. Ini waktunya aku istirahat. Tapi kupastikan ini tak akan lama. Sayang kalian semua," demikian pesan Bjorka.
Bjorka ternyata benar-benar menepati janjinya. Selasa 13 September, dia mebocorkan data pribadi Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD.
Dalam pesannya, Bjorka tampak ingin menjawab pernyataan Mahfud MD sehari sebelumnya. Mahfud sempat mengatakan data yang dibocorkan Bjorka masih umum dan bukan rahasi.
Selain Mahfud MD, Bjorka hari ini juga mengumbar data pribadi Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, serta Ketua PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule.
Publik, terutama yang merupakan pengguna media sosial Twitter, menempatkan Bjorka seperti layaknya superhero.
Menurut publik, Bjorka adalah vigilante yang kerap mereka temui dalam film-film seperti V for Vendetta atau yang lebih baru: Money Heist.
Vigilante adalah orang yang membuat penghakiman terhadap orang jahat, dengan caranya sendiri.
Tak jarang warganet yang mengunggah permintaan kepada akun Twitter Bjorka untuk membocorkan data diri pejabat lainnya.
Ada pula yang meminta Bjorka mengungkap siapa dalang penembakan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang masih menjadi sorotan hangat publik.
Ismail Fahmi, pendiri Drone Emprit, mengakui nama Bjorka ramai dituliskan para pengguna Twitter dengan tendensi positif.
Artinya, warganet kerap menjadi pendukung Bjorka yang membocorkan data-data rahasia serta jati diri pejabat negara.
Pengamat media sosial sekaligus Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi membeberkan sejumlah analisis terkait fenomena Bjorka.
Lewat akun Twitternya, ia memperlihatkan grafik terkait akun-akun yang ramai membahas Bjorka.
Grafik itu didominasi dengan warna hijau, yang diartikan Ismail kalau warganet Twitter senang dengan apa yang dilakukan Bjorka.
"Tampak hanya ada satu klaster yang ramai membahas Bjorka. Sentimennya banyak positif (hijau), karena happy dengan yang dilakukan Bjorka," kata Ismail, Senin.
Ia turut membeberkan akun-akun yang sekiranya menjadi pemengaruh dalam fenomena tersebut. Mereka adalah @bjorkanism, @darktracer_int, @opposite090l92, @txtdrpemerintah, @mazzini_gsp, dan @paijodirajo.
Dalam tabel data yang ditampilkan, @mazzini_gsp menjadi akun paling banyak mendapatkan perhatian warganet Twitter.
Cuitan dia soal Bjorka yang membocorkan dalang pembunuhan Munir Said Thalib mendapatkan 18.080 retweet dan 65.969 likes.
Ismail mengatakan, pembicaraan Bjorka naik drastis selama seminggu terakhir. Puncaknya terjadi pada 10 September, di mana jumlah cuitan soal Bjorka mencapai 32.048 tweet.
"Biasanya isu banjir sangat tinggi volume percakapannya. Hari (11 Sept) ini kalah pesat lawan Bjorka," katanya.
Tekanan batin rakyat
Menurut Fahmi, Bjorka yang menjadi 'pahlawan' sebenarnya menggambarkan adanya tekanan batin warganet Indonesia.
"Saya lihat ada suasana batin, yaitu emosi dari percakapan netizen, mereka kesal," kata Ismail dalam wawancaranya di Kanal Youtube tvOneNews.
Selama ini, kata Fahmi, warganet seringkali dibuat kesal oleh pemerintah. Terutama karena banyaknya kasus kebocoran data seperti BPJS dan Tokopedia.
Setelah banyak data mereka yang bocor, pemerintah seolah-olah lepas tangan. Bahkan yang terbaru, Menkominfo Johnny G Plate justru meminta masyarakat masing-masing menjaga kerahasiaan data pribadi.
"Yang paling kerasa sendiri di kalangan netizen adalah spamming. Padahal saat mereka registrasi dijanjikan datanya aman, tapi tetap saja dapat spamming lewat SMS," ungkapnya.
Spamming adalah penggunaan perangkat elektronik untuk mengirimkan pesan secara bertubi-tubi tanpa dikehendaki oleh penerimanya.
Kemudian Bjorka muncul bak pahlawan bagi publik serta warganet, dengan menunjukan kelemahan-kelemahan tata kelola data digital pemerintah Indonesia.
Sebaliknya, Ismail juga mengingatkan kemunculan Bjorka justru bisa merugikan wraganet di kemudian hari.
"Sebetulnya apa yang di-share Bjorka itu ada data-data yang merugikan netizen itu sendiri. Bisa dibuat penipuan. Memudahkan orang yang akan menipu," kata Fahmi.