Muhaimin mengatakan kebocoran data pribadi mengindikasikan sistem pertahanan nasional terganggu.
"Saya kira gini, ini darurat ya sebagai orang yang menjadi korban dibuka (datanya) ini berarti pertahanan nasional kita terganggu," kata Muhaimin.
Muhaimin menyebut keadaan sekarang sudah seperti perang.
"Saya kira pemerintah apakah kominfo atau menkopolhukam atau kepolisian harus bahu membahu. Ini perang, ini pasukan harus disiapkan, tempur ini, jangan leha-leha. Rakyat kita terganggu," kata dia.
Muhaimin menyatakan bahwa dia akan mendorong agar RUU Perlidungan Data Pribadi segera disahkan -- saat ini pembahasannya sudah masuk ke pengambilan keputusan tingkat I.
"Ohiya pasti kalau susah tingkat I selesai maka saya akan dorong cepat," katanya.
Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri masuk dalam tim khusus bersama Badan Intelijen Negara dan Badan Siber dan Sandi Negara untuk mengatasi serangan siber dari peretas yang mengaku sebagai Bjorka.
"Tim Siber Polri sudah masuk tim terpadu bersama BIN dan BSSN," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo dalam laporan Antara.
Terkait adanya serangan peretas terhadap data-data milik instansi pemerintah, Dedi mengatakan Polri masih menunggu laporan dari pihak-pihak yang merasa dirugikan. Namun hingga kini Polri belum menerima laporan terkait kebocoran data tersebut.
Baca Juga: Arti Nama Bjorka, Hacker yang 'Serang' Indonesia: Ternyata Berasal dari Swedia
"Sampai dengan hari ini belum ada laporan ke Bareskrim," kata Dedi.