Suara.com - Beberapa waktu lalu, ramai pembahasan tentang waktu sholat subuh yang disebut-sebut terlalu dini. Pembahasan ini menjadi panas hingga jadwal yang diterbitkan Kementerian Agama dirasa perlu didiskusikan kembali. Lalu jam berapa sholat subuh yang benar?
Menurut laman NU Online, pendapat di atas terjadi karena faktor lingkungan. Hal ini diungkapkan Ustadz Ahmad Muntaha pada awal tahun 2020 lalu.
"Menurut mereka, ijtihad perhitungan awal waktu subuh yang banyak beredar di hampir masjid Indonesia sudah tidak relevan akibat perubahan atmosfer alam dan sejenisnya,” katanya.
Ahli falak di Indonesia berpendapat secara astronomis, awal waktu subuh dimulai saat matahari berada antara 18 derajat sampai 20 derajat.
Sementara itu, data terbaru tentang rukyah fajar oleh Pengurus Cabang (PC) Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Gresik terdeteksi 18.1 derajat di bawah ufuk, yaitu di Labuhan Bajo, Nusa Tenggara Timur selama dua hari.
“Angka 18.1 derajat menunjukkan pendapat terdahulu yang menyatakan bahwa kedudukan matahari antara 18 derajat sampai 20 derajat masih bisa diterima eksistensinya,” tegasnya.
Dalam literatur fiqih, ada waktu subuh yang dikenal dengan waktu ikhtiar yaitu sejak fajar sampai ufuk jadi terang buram atau isfar dan waktu jawaz yaitu sejak ufuk terang buram sampai terbitnya matahari.
Al-Ushthukhry berpendapat bahwa saat terang buram atau waktu isfar, maka waktu subuh telah habis.
“Dalam hal ini ditemukan pandangan fukaha bahwa dianjurkan sholat Subuh di waktu yang sangat pagi atau taghlis yaitu waktu di mana ketika telah selesai sholat, seseorang masih belum bisa mengenali kawan yang duduk di sisinya,” katanya.
Baca Juga: Kemenag Segera Terbitkan Regulasi Cegah Tindak Kekerasan di Lembaga Pendidikan Agama
Jam Berapa Sholat Subuh