Meski Harga BBM Hingga Pangan Melambung, Sri Mulyani Klaim Inflasi Indonesia Terkendali

Senin, 12 September 2022 | 22:03 WIB
Meski Harga BBM Hingga Pangan Melambung, Sri Mulyani Klaim Inflasi Indonesia Terkendali
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan tekanan harga pangan dan energi cukup berat di berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski demikian, ia mengklaim inflasi Indonesia masih terkendali.

“Jika melihat inflasi Indonesia bulan lalu, Agustus dari 4,9 persen turun sedikit menjadi 4,6 persen. Inflasi biasanya terjadi pada bulan September,” kata Sri Mulyani dalam acara Bloomberg Recovery and Resilience yang diselenggarakan secara virtual, Senin (12/9/2022).

Jika dilihat dari komponennya, ujar Sri, volatile food merupakan penyumbang inflasi utama. Seperti halnya yang berasal dari gandum dan minyak goreng yang sangat berkorelasi tinggi dengan situasi geopolitik.

“Jadi pertanyaan dari sudut pandang kebijakan, bagaimana kita akan merespon inflasi yang terutama dari gangguan pasokan. Tadi pagi misalnya Bapak Presiden berkali-kali berdiskusi dengan seluruh Gubernur dan Walikota agar bisa melihat detail darimana tekanan harga ini berasal, terutama untuk harga makanan yang menurut saya bisa dicegah,” terangnya.

Baca Juga: Wuling Berupaya Tak Naikkan Harga Mobil di Tengah Melonjaknya Harga BBM

Sementara itu, tekanan harga energi menyebabkan Pemerintah menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Solar dan Pertalite mengalami kenaikan harga rata-rata 30 persen.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengatakan, kebijakan ini di satu sisi sedikit melepaskan tekanan pada anggaran subsidi, namun di sisi lain meningkatkan inflasi administered price.

“Jadi kami mencoba untuk memastikan bahwa pertama jika masalah datang dari sisi pasokan, kami akan mengatasi di sisi pasokan,” tuturnya.

Dia memaparkan pula jika Bank Indonesia sebagai otoritas sisi moneter juga menetapkan kebijakan yang mampu mengelola ekspektasi inflasi serta stabilitas rupiah. Di tengah dollar yang terus menguat, depresiasi Indonesia sekitar 4,5 persen terhitung ringan atau sedang jika dibandingkan dengan banyak negara lain. Hal ini karena kinerja neraca pembayaran Indonesia yang cukup baik.

“Neraca perdagangan telah surplus selama 27 bulan, jadi kami memiliki lebih banyak ketahanan di sisi eksternal, tetapi kami tahu bahwa situasi global tidak akan mudah,” pungkas Sri Mulyani.

Baca Juga: Pemerintah Naikkan Harga BBM saat Minyak Dunia Makin Murah, Ini Kata Sri Mulyani

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI