Presiden Zelensky Salahkan Rusia atas Padamnya Listrik di Ukraina Timur

Diana Mariska Suara.Com
Senin, 12 September 2022 | 14:09 WIB
Presiden Zelensky Salahkan Rusia atas Padamnya Listrik di Ukraina Timur
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Dimitar DILKOFF / AFP)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ukraina menuduh pasukan Rusia menyerang infrastruktur sipil sebagai pembalasan terhadap serangan akhir pekan oleh pasukan Ukraina, yang mendorong Rusia meninggalkan benteng utamanya di wilayah Kharkiv.

Pejabat Ukraina mengatakan target serangan balasan termasuk fasilitas air dan pembangkit listrik termal di Kharkiv, dan serangan itu menyebabkan pemadaman listrik yang meluas.

"Tidak ada fasilitas militer yang diserang, tujuannya adalah memadamkan listrik dan pemanas," tulis Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Twitter pada Minggu (11/9) malam.

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina Bridget Brink turut mengecam serangan itu.

"Tanggapan nyata Rusia terhadap Ukraina yang membebaskan kota dan desa di wilayah timur adalah dengan menembakkan rudal untuk mencoba menghancurkan infrastruktur sipil yang penting," cuit Brink.

Moskow membantah pasukannya sengaja menargetkan warga sipil.

Zelensky menggambarkan serangan Ukraina di timur laut sebagai terobosan potensial dalam perang enam bulan terakhir. Ia juga mengatakan musim dingin bisa mendatangkan keuntungan territorial yang lebih besar jika Kiev mendapat persenjataan yang lebih kuat.

Dalam kekalahan terburuk bagi pasukan Moskow sejak mereka diusir dari pinggiran Ibu Kota Kiev pada Maret, ribuan tentara Rusia meninggalkan amunisi dan peralatan saat mereka melarikan diri dari Kota Izium, yang mereka gunakan sebagai pusat logistik.

Komandan utama Ukraina, Jenderal Valeriy Zaluzhnyi, mengatakan angkatan bersenjata Ukraina telah menguasai kembali lebih dari 3.000 km persegi area sejak awal bulan ini.

Tidak adanya tanggapan dari Moskow atas kekalahan itu memicu kemarahan di antara beberapa komentator pro perang dan nasionalis Rusia di media sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI