Perusahaan itu mengatakan risiko kerusakan lebih lanjut di jaringan tersebut "tetap tinggi", yang akan membuat PLTN terpaksa "ditenagai oleh generator diesel, yang durasinya dibatasi oleh sumber daya teknologi dan ketersediaan solar".
PLTN Zaporizhzhia memiliki enam reaktor dan berada di bawah kendali pasukan Rusia sejak periode awal invasi yang dimulai pada bulan Februari. Namun, hingga kini PLTN itu masih dioperasikan oleh staf asal Ukraina. [Antara]