Setelah itu, pada tahun 1040, Raja Edward I atau lebih dikenal dengan St. Edward the Confessor membangun sebuah istana kerajaannya di sebidang tanah yang ada didekatnya.
Ia pun kemudian menugaskan pembangunan sebuah gereja batu yang memiliki gaya khas romawi berukuran besar sebagai bentuk penghormatan Santo Petrus Sang Rasul.
Waktu berlalu, pada bulan Desember 1065, gereja baru tersebut telah rampung dibangun.
Namun, Raja Edward I mengalami sakit para dan meninggal beberapa hari setelah upacara pentasbihan. Gereja baru, Katedral St. Peter, tersebut kemudian dikenal sebagai “West-minster” sebagai pembeda dengan St. Paul’s Cathedral, yang merupakan gereja terkenal yang ada di London dan disebut sebagai “East-minster”.
Hanya bertahan hampir dua abad tepatnya sampai pertengahan tahun 1.200 Biara Westminster asli tersebut bertahan.
Setelah itu, Raja Henry III kemudian memilih untuk membangun kembali dengan gaya gothic yang saat itu menjadi gaya yang cukup populer. Namun, meskipun telah dilakukan renovasi, sisa bangunan yang awalnya dibangun oleh Edward I masih tetap ada, termasuk bagian lengkungan bundar dan kolom pendukung undercroft atau tempat tinggal biarawan asli.
Sejak era William yang disebut sebagai Sang Penakluk mengadakan upacara penobatan di Westminster Abbey.
Atas perintah Raja Henry III, jenazah Edward I dipindahkan dari sebuah makan yang ada di depan altar tinggi gereja lama ke makam yang lebih mengesankan yang berlokasi di belakang altar tinggi gereja baru.
Sejak saat itu, berabad-abad lamanya, beberapa bangsawan dimakamkan di dekatnya, tidak terkecuali Henry II, Edward III, Richard II, dan Henry V.
Baca Juga: Fakta-fakta Raja Charles III Naik Takhta, Jadi Raja Tertua dalam Sejarah Kerajaan Inggris
Tidak hanya para bangsawan, Westminster Abbey juga mempunyai Poet’s Corner yang sangat terkenal, mencakup makam dan tugu pemakaman untuk penulis dan seniman legendaris.