Suara.com - Kementerian Hukum dan HAM telah mengesahkan kepengurusan PPP di bawah Muhamad Mardiono -- yang sebelumnya berkonflik dengan kubu Suharso Monoarfa.
Setelah pengesahan, Mardiono yang menjadi pelaksana tugas ketua umum PPP meyakini Suharso akan berjiwa besar menerima keputusan Kementerian Hukum dan HAM.
Mardiono mengatakan bahwa dia akan menghormati Suharso. Mardiono menyebut Suharso adalah seorang tokoh dan guru serta mentor.
Dia juga mengatakan tidak akan meninggalkan Suharso yang disebutnya sama-sama berjuang untuk partai.
Baca Juga: Disahkan Kemenkumham, Mardiono Akan Segera Menghadap Presiden Jokowi
"Jadi ini bukan persoalan orang per orang tapi ini asalah persoalan organisasi. Dan itu sesungguhnya sudah hal yang biasa, jadi ini juga semua atas keinginan para kader kader menghendaki adanya kita meringankan tugas beliau. Karena beliau sekarang memilik tugas-tugas berat dan sering meninggalkan Indonesia untuk harus bertugas negara pergi ke luar negeri," kata Mardiono.
Mardiono menyebut keputusan harus diambil karena tahapan pemilu 2024 sudah dimulai.
"Tentu saya yakin beliau Pak Suharso tentu akan berjiwa besar, kembali akan bergandeng tangan dengan kami semua untuk mengawal sampai pemilu 2024," tuturnya.
Mardiono menyatakan bahwa dia meminta maaf dengan adanya gejolak di internal PPP.
"Itu semua adalah pemberitaan sesungguhnya mengingatkan kita semua agar PPP lebih kuat lagi, jadi lebih baik lagi dan seluruh kader semangat menyongsong menjemput kemenangan," kata dia.
Baca Juga: Suharso Monoarfa Lengser, Menkumham Yasonna Sahkan Wantimpres Mardiono jadi Plt Ketum PPP