Suara.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani bersilaturahmi dengan Ustaz Abdul Somad (UAS) di kediamannya di Kampar, Riau pada Kamis (8/9/2022). Dalam kesempatan itu Muzani turut menyampaikan pesan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk UAS.
Muzani menjelaskan, kunjungannya tersebut merupakan upaya Gerindra untuk terus menjalin hubungan baik dengan tokoh masyarakat seperti ustaz, ulama, kiai, dan habaib.
Pasalnya, kata dia, ustaz, kiai, ulama, dan habaib adalah orang-orang yang menjadi simbol rakyat sebagaimana pesan Prabowo.
"Pak Ustaz, sebelum kami ke sini. Kami berjumpa dengan Pak Prabowo. Beliau menyampaikan salam hormat untuk Ustaz dan keluarga besar Ustaz. Beliau meminta maaf karena belum bisa berjumpa langsung dengan Ustaz karena kesibukan beliau saat ini," kata Muzani dalam keterangannya.
Baca Juga: 7 Pemuda Jalan dari Jombang ke Surabaya, Mau Lamar Khofifah Jadi Cawapresnya Prabowo
"Pak Prabowo menyampaikan kepada kami, Insya Allah dalam waktu dekat beliau berkesempatan untuk bersilaturahmi langsung dengan Ustaz, beserta para ulama, kiai-kiai, habaib, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya," sambungnya.
Prabowo, kata Muzani, selalu mengingatkan kadernya agar mendekati ulama supaya tidak ada kesalahan dalam menangkap aspirasi rakyat.
Muzani kemudian mengatakan, bahwa perjuangan sebagai anggota dewan dan partai politik tidak berbeda jauh dengan berjuang di dunia militer.
"Di partai politik juga sama. Tidak boleh salah dalam mengambil keputusan dalam menerka kemauan rakyat. Supaya kita pas dalam memperjuangkan aspirasi rakyat."
"Maka kata Pak Prabowo dekatilah simbol-simbol rakyat, simpul-simpul umat, siapa? Ya ulama, kiai, ustaz habaib dan tokoh-tokoh masyarakat. Karena mereka adalah orang-orang yang menjadi titik kumpul rakyat. Kalau mau lihat kehidupan rakyat di sekitar situ, maka datangi lah mereka," tuturnya.
Baca Juga: Beri Pesan Khusus ke Pasukan Komponen Cadangan Wapres Ma'ruf Amin: Harus Selalu Siap Kapan Saja
Lebih lanjut, Muzani mengatakan, dalam urusan mengelola negara tidak bisa sendirian, terlebih hanya dikuasai satu kekuatan politik.
"Semua kekuatan yang ada harus diajak bersama-sama terlibat dalam proses bernegara. Karena negara ini punya rakyat, bukan punya satu kelompok atau satu kekuatan. Mari kita mengelola bareng-bareng negara Indonesia yang kita cintai ini," pungkas Sekjen Gerindra.