Kejanggalannya Sudah Tercium, Begini Jawaban Ferdy Sambo saat Disuruh Jujur pada Kapolri

Farah Nabilla Suara.Com
Kamis, 08 September 2022 | 13:49 WIB
Kejanggalannya Sudah Tercium, Begini Jawaban Ferdy Sambo saat Disuruh Jujur pada Kapolri
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengungkap bahwa dirinya sempat mendesak agar Irjen Ferdy Sambo berkata jujur terkait keterlibatannya dalam kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Tak berhenti di situ, Listyo juga membeberkan reaksi sang eks Kadiv Propam saat skenarionya terkait kematian sang Brigadir satu per satu terkuak.

Ferdy Sambo saat mengikuti rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (30/8/2022). [Polri TV]
Ferdy Sambo saat mengikuti rekonstruksi pembunuhan Brigadir J di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (30/8/2022). [Polri TV]

Kapolri kepada Sambo: Kamu harus berkata jujur

Dalam acara bertajuk Satu Meja yang tayang via kanal Youtube KompasTV, Rabu (7/9/2022), sang Kapolri blak-blakan bercerita tentang pertemuannya dengan Sambo.

Baca Juga: Beraninya Ferdy Sambo Bersumpah Dihadapan Kapolri Tentang Kematian Brigadir J: Mencoba untuk Bertahan

Kala itu, Listyo menjadi salah satu pihak yang menerima pernyataan Sambo yang ternyata terkuak sebagai skenario rekayasa. Sambo menyampaikan kepada sang Kapolri bahwa insiden yang terjadi di rumah dinasnya di Duren Tiga, Jakarta Selatan berupa tembak menembak antara Brigadir J dengan rekannya, Bharada E.

"Saudara FS ini menceritakan peristiwa skenario yang terjadi di Duren Tiga peristiwa tembak menembak dan itu disampaikan ke banyak orang termasuk saya,” ungkap Listyo kepada Budiman Tanuredjo yang menjadi pembawa acara.

Sontak, sang Kapolri memberi tekanan kepada Sambo agar dirinya mau berterus terang terkait keterlibatannya.

"Saya tanyakan kepada yang bersangkutan (Sambo): 'Kamu jujur kamu terlibat atau tidak.'," lanjut Listyo membeberkan percakapannya dengan Sambo.

Sang Kapolri juga kala itu secara tegas menyatakan bahwa ia menuntut fakta dari Sambo untuk diproses dan dibuktikan. 

Baca Juga: CEK FAKTA: Kapolri Kesulitan Membongkar Kasus Ferdy Sambo, Banyak Intimidasi dan Manipulasi

"Saya akan proses ini sesuai fakta, jadi kalau kira-kira peristiwa tidak seperti itu ceritakan, tapi kalau seperti itu nanti kita buktikan sesuai fakta,” lanjut Listyo lagi.

Kapolri temukan kejanggalan

Meski Sambo sempat ngotot bahwa dirinya mengungkapkan fakta sebenarnya, Listyo mulai melihat ada kejanggalan dalam pernyataan sosok eks Kadiv Propam tersebut. Bahkan, Sambo mengatakan pernyataan tersebut sebanyak dua kali hingga mengucapkan sumpah di depan Kapolri.

"Dia masih bertahan, 'memang begitu faktanya' kata dia," ungkap Listyo bahwa Sambo tetap ngotot akan jawabannya.

Kejanggalan tersebut perlahan mulai terendus saat Bharada Richard Eliezer (Bharada E) mulai mengungkapkan fakta yang tak disebutkan oleh Sambo. Padahal, sebelumnya Bharada E sempat mengamini apa yang terjadi sesuai skenario rekayasa Ferdy Sambo.

Eliezer bahkan mengaku bahwa dirinya dijanjikan oleh Ferdy Sambo akan mendapat ganjaran ketika turut memainkan skenario rekayasanya.

"Richard mau membantu menjelaskan perannya sesuai skenario awal tembak menembak, dia akan dilindungi oleh FS," lanjut Listyo.

Lantaran berakhir menjadi tersangka, Bharada E akhirnya mulai 'bernyanyi' membeberkan fakta yang berbeda dari skenario Sambo. Ia berdalih tidak ingin dipecat sehingga ia mulai jujur saat Listyo menggali informasi darinya.

" Saya tidak mau dipecat, saya akan bicara jujur," lanjut sang Kapolri sekali lagi.

Skenario Sambo terkuak, tunjukan gelagat begini

Berkat 'nyanyian' Bharada E, satu demi satu pernyataan Sambo terungkap sebagai skenario belaka. Akhirnya Sambo dibawa ke Mako Brimob dan ditempatkan ke tempat khusus (patsus) hingga ditetapkan sebagai tersangka.

Usai terkuak kedoknya, Listyo langsung kembali mendesak Sambo dengan membawa fakta-fakta yang ia dan tim khusus bentukannya kumpulkan. Sontak, Sambo akhirnya mengakui perbuatannya dan menunjukkan gelagat bahwa dirinya memang di awal mencoba untuk bertahan dari terbuka kedoknya.

"Saat dia di dipatsus-kan, 2 hari kemudian dia mengakui perbuatannya. Jadi memang bahasa dia, 'Namanya juga mencoba untuk bertahan'," pungkas Listyo membeberkan gelagat Sambo saat terkuak skenarionya.

Kontributor : Armand Ilham

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI