Suara.com - Sekretaris Jenderal DPP PDIP, Hasto Kristiyanto turut berkomentar soal adanya aksi demo kenaikan harga BBM yang terjadi akhir-akhir ini. Ia menilai hal itu merupakan aspirasi yang bisa diterima Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dan seluruh partai pendukung pemerintah.
Hal itu disampaikan Hasto Kristiyanto ketika berdialog dengan mahasiswa saat memberi Kuliah Umum di Universitas Halu Oleo (UHO), Kendari, Selasa (6/9/2022) kemarin.
"Mana ada presiden yang didemo dan minta Pak Jokowi turun, tapi beliau terima dan diajak dialog. Itulah Pak Jokowi," kata Hasto dalam keterangannya dikutip, Rabu (7/9).
Hasto menyebut Jokowi merupakan seorang pekerja keras. Kata dia, tidak ada presiden yang mempunyai kemampuan teknokratik seperti Jokowi.
Baca Juga: Video Detik-detik Fraksi PKS Walkout dari Rapat Paripurna, Tak Setuju Kenaikan Harga BBM
"Hanya nasibnya kurang baik. Begitu terpilih di periode kedua, ada pandemi 2 tahun. Situasi rakyat berat, kita juga tahu. Beliau selalu turun ke bawah, kemarin ke Maluku. Ada satu wilayah yang belum pernah didatangi presiden selama 64 tahun. Beliau datang, rakyat juga bertemu," ujarnya.
Menyoal kenaikkan harga BBM, Hasto mengatakan, PDIP sudah memberikan solusi. Salah satunya dengan mendorong bantuan-bantuan sosial tersalurkan.
"Solusi yang ditawarkan PDI Perjuangan saat ini adalah dengan adanya bantalan-bantalan sosial, harus dikawal dengan sebaik-baiknya dan Mensos dari PDI Perjuangan, Bu Risma. Bu Risma ini juga orangnya, kalau urusan rakyat, itu dinomorsatukan," katanya.
Namun, Hasto mengajak semua pihak, dengan situasi yang sulit ini, agar membangun situasi yang kondusif. Sehingga Presiden dan aparat pemerintah bisa mengambil langkah-langkah terobosan lainnya di dalam membantu rakyat.
"Kami turun ke bawah. PDI Perjuangan sebagai partai pengusung pemerintah, kami selalu dorong kepala daerah kami dan anggota legislatif untuk mendorong realokasi anggaran untuk membantu rakyat kecil," tuturnya.
"Itulah tanggung jawab kami. Seluruh pimpinan partai di pusat dan daerah telah kami berikan guidelines untuk menerima dan berdialog dengan mereka yang berdemo akibat kebijakan yang tidak mudah tersebut. Sebab dengan dialog dapat dicari solusi besama," sambungnya.
Lebih lanjut, Hasto menyebut solusi yang paling baik yang harus dilakukan yakni mendorong pemerintahan Jokowi agar kemiskinan tidak bertambah, mendorong penciptaan lapangan kerja.
Ia kemudian menegaskan sebagai partai yang berasal dari wong cilik, PDIP tidak akan melupakan jati dirinya.
"Kalau PDIP melupakan asal-usul sebagai partai wong cilik dan tidak berpihak kepada mereka, kami pasti akan ditinggal. Karena itulah kami bergerak menyatu dengan rakyat. Seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan telah kami perintahkan untuk itu. Seluruh ketua DPRD kami perintahkan untuk melakukan realokasi anggaran agar keberpihakan melalui berbagai stimulus fiskal dapat dilakukan sebaik-baiknya," imbuh Hasto.