Suara.com - Gelombang protes dari kalangan mahasiswa hingga buruh meluas di berbagai daerah termasuk Jakarta imbas dari kebijakan Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. Dari aksi menolak kenaikan harga BBM itu dimanfaatkan para pedagang kecil di Jakarta untuk mengais rezeki.
Seperti Gedung DPR RI yang menjadi sasaran aksi protes mahasiswa dan buruh, Selasa (6/9), tidak menyurutkan Suwiryo untuk menjajakan dagangannya kepada kalangan demonstran.
Untung Besar saat Demo Meletus
Baca Juga: Respons Aksi Demonstrasi Tolak BBM Naik, Ketua DPR: Pemerintah Jangan buat Rakyat Makin Sulit!
Penjual kopi seduh keliling itu atau yang biasa dikenal Starling (Starbuck Keliling) itu mengaku kerap mendapat untung banyak saat ada aksi unjuk rasa meletus.
“Saya sih Alhamdulillah ya kalau lagi ada demo penghasilannya bisa lebih besar. Pedagang kan nyari yang rame-rame,” Kata Suwiryo.
Walaupun risiko tinggi dan penghasilan tak sampai jutaan, Suwiryo tetap berjualan di tepi-tepi jalan dekat aksi unjuk rasa berlangsung.
“Ya kalau dibandingin sama jualan biasa sih, jualan kayak begini untungnya kadang lebih besar lima puluh ribu sampai dua ratus ribu. Tergantung pembelinya juga,” kata Suwiryo.
Gas Air Mata Sudah Biasa
Baca Juga: Dukung Demo Tolak Kenaikan Harga BBM, PKS Interupsi Puan dan Walk-out di Rapat Paripurna DPR
Mulai dari terdorong massa hingga terkena gas air mata pernah dilalui oleh Suwiryo selama berdagang di dekat aksi unjuk rasa. Namun pekerjaan ini sudah melekat dengan dirinya setelah lebih dari sepuluh tahun ia berjualan.
"Kalau kena gas air mata, motornya roboh, kedorong-dorong, ya udah sering. Risiko kerja di lapangan ya begini ini. Namanya juga kerja, ada aja kisahnya, nyari duit di Jakarta susah,” ungkap Suwiryo.
Menurutnya, kenaikan BBM ini sangat merugikan rakyat kecil. Dirinya yang hanya seorang penjual minuman keliling semakin sulit untuk berjualan karena usia yang tak lagi sanggup mengayuh sepeda.
“Saya jualan minuman gini kan keliling. Kalau dulu sih masih pake sepeda, tapi sekarang udah enggak sanggup, makanya pake motor. Kalau harga BBM naik kan jadinya saya juga tertekan gitu, harga bensin bisa di-mahalin tapi kalau harga minuman di-mahalin siapa yang mau beli,” beber Suwiryo.
Tak hanya Suwiryo, seorang pedagang es campur juga ikut merasa diuntungkan oleh adanya aksi unjuk rasa. Beliau merasa sedikit tertolong kalau-kalau ada perkumpulan massa yang besar.
"Kalau dulu saya jualan di dalam GBK, cuma sekarang sejak zaman Jokowi sudah enggak boleh lagi berjualan di dalam. Jangankan di dalam, di sekitar GBK aja sudah tidak boleh, langsung diangkut gerobak saya. Tapi kalau lagi acara-acara gini, masih bisa nih jualan di pinggir jalan sini. Enaknya ya kalau biasanya pembeli datang pas jam makan siang, kalau sekarang berangkat pagi pembeli enggak berhenti. Biasanya es habis karena cair, sekarang es habis karena dibeli,” ungkap dia.
Gelombang protes atas kenaikan harga BBM masib berlanjut. Siang tadi, aksi protes terkait kenaikan BBM juga digelar massa buruh di Gedung DPR RI.
Pantauan Suara.com di lokasi, tampak massa buruh mulai berdatangan ke depan Gedung DPR RI. Mereka mengawali langkah dengan melakukan long march dari depan Gedung TVRI, seberang Gerbang Pemuda Gelora Bung Karno.
Poster Puan Nangis
Selain kompak berseragam, massa buruh juga turut membawa atribut dari mulai poster hingga spanduk raksasa bertuliskan kalimat protes.
Menariknya ada salah satu massa yang turut membawa poster bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani sedang menangis.
Di dalam poster itu bertuliskan kalimat "TOLAK KENAIKAN BBM."
Selain itu massa juga sebelumnya terlihat melakukan aksi teatrikal mendorong motor sebagai tanda protes atas naiknya harga BBM.
Tiga Tuntutan Buruh
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyebut jika ada tiga tuntutan dari para demonstran yang menggelar aksi tolak kenaikan BBM di gedung DPR RI. Para pendemo yang mencapai ribuan orang itu berasal dari beberapa elemen masyarakat.
"Aksi ini diorganisir Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, petani, nelayan, guru honorer, PRT, buruh migran, miskin kota, dan organisasi perempuan di 34 provinsi," kata Said Iqbal dalam keterangannya, Senin (5/9/2022).
Menurutnya, aksi itu bertujuan untuk meminta agar pemerintah sekaligus DPR RI membatalkan aturan mengenai kenaikan harga BBM serta membentuk panitia khusus (pansus).
Said Iqbal mengatakan, demo buruh besok diperkirakan bakal diikuti 5.000 orang.
"Tujuannya adalah meminta gubernur membuat surat rekomendasi kepada Presiden dan Pimpinan DPR RI agar membatalkan kenaikan harga BBM," ucap Said.
"Untuk Jabodetabek, aksi akan diikuti 3.000-5.000 orang yang dipusatkan di DPR RI. Aksi ini untuk menuntut pembentukan panja atau Pansus BBM agar harga BBM diturunkan," sambungnya.
Berikut 3 tuntutan buruh adalah:
- Tolak kenaikan harga BBM
- Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja
- Naikkan UMK 2023 sebesar 10-13 persen
(Sabrina Hamdi)