Suara.com - Pengamat politik sekaligus pegiat media sosial John Sitorus dibuat ngeri dengan pemberitaan tentang nasib video CCTV penembakan Brigadir J.
Hal ini dinyatakan sendiri oleh Jhon Sitorus melalui akun Twitter pada Selasa (6/9/2022).
Pada cuitannya di Twitter, Jhon Sitorus menyematkan pemberitaan yang menyebutkan bahwa video CCTV penembakan Brigadir J dibuat bahan menonton bareng alias nobar oleh empat orang polisi bawahan Ferdy Sambo.
"Sadis bener, CCTV adegan penembakan Brigadir J ternyata jadi hiburan bagi Sambo dan kawan-kawan," tulis Jhon Sitorus pada akun Twitternya @miduk7
Baca Juga: Soal Ruang Rahasia Berisi Mayat Polisi di Rumah Sambo, Begini Kata Polisi
"Hanya manusia yang mahir membunuh berani menjadikan rekaman pembunuhan sebagai tontonan," imbuhnya.
Lebih lanjut, Jhon Sitorus menyebutkan perilaku nonton video CCTV tersebut semakin meyakinkan bahwa hukuman mati untuk Ferdy Sambo menjadi pilihan terbaik.
"Semakin meyakinkan jika hukuman mati adalah hukuman terbaik," tambahnya lagi.
Cuitan tersebut sontak mengundang berbagai respons dari warganet.
"Kalau yang saya lihat, sepertinya yang junior cuma jalankan perintah aja," komentar warganet.
Baca Juga: Putri Candrawathi Jalani Pemeriksaan Uji Kebohongan Hari Ini, Ferdy Sambo Besok
"Chuck Putranto sudah bawa CCTV itu ke penyidik Polres Jaksel tapi diminta diserahkan ke Sambo," imbuh warganet lain.
"Mereka yang menonton bisa dijadikan saksi untuk kejadian yang sebenarnya kan?" tambah lainnya.
"Betul bang, hukuman mati harusnya. Manusia biadadab, polisi kok kayak gitu," tulis warganet di kolom komentar.
"Miris banget," timpal lainnya.
Menurut keterangan setidaknya ada empat perwira polisi yang menonton bareng video CCTV tewasnya Brigadir J.
Keempat anggota polisi tersbeut adalah Chuck Putranto, Kompol Baiquni Wibowo, AKBP Ridwan Soplanit, AKBP Arif Rahman.
Empat perwira tersebut disebut diancam oleh Ferdy Sambo agar tak membocorkan video CCTV penembakan Brigadir J.