Suara.com - Polri belum berencana memeriksa Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, dan Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak terkait adanya dugaan ikut membantu skenario mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo yang menjadi dalang pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofryansah Yosua Hutabarat terjadi.
Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengklaim penyidik kekinian tengah fokus melengkapi berkas perkara kelima tersangka pembunuhan Brigadir J, yakni tersangka Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E alias Richard Eliezer, Brigadir RR alias Ricky Rizal, dan KM alias Kuat Maruf.
Selain itu, penyidik menurutnya juga tengah fokus melengkapi berkas perkara tujuh tersangka obstruction of justice, yang meliputi tersangka Ferdy Sambo; Brigjen Pol Hendra Kurniawan, mantan Karopaminal Divisi Propam Polri; Kombes Agus Nurpatria, mantan Kaden A Biro Paminal Divisi Propam Polri.
Kemudian, AKBP Arif Rahman Arifin, mantan Wakadaen B Biropaminal Divisi Propam Polri; Kompol Baiquni Wibowo, mantan PS Kasubbagriksa Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri; Kompol Chuk Putranto, mantan PS Kasubbagaudit Baggaketika Rowabprof Divisi Propam Polri; dan AKP Irfan Widyanto, mantan Kasubnit I Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri.
"Hasil keterangan tadi malam saya dengan Pak Irwasum dan Itsus, sampai dengan hari ini Itsus belum melakukan pendalaman dan pemeriksaan kepada yang bersangkutan. Kami masih fokus dua hal yang perlu rekan-rekan ketahui yang pertama fokus dari tim penyidik adalah penyelesaian pemberkasan lima tersangka (pembunuhan Brigadir J)," kata Dedi kepada wartawan, Selasa (6/9/2022).
"Yang kedua hasil komunikasi pagi ini dengan Direktur Siber sama, masih berproses juga untuk pemberkasan tujuh tersangka terkait menyangkut obstruction of justice," imbuhnya.
Dedi mengklaim tim khusus dan inspektur khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan bekerja sesuai fakta yang ditemukan. Meski begitu setiap informasi terkait kasus ini menurutnya akan ditampung dan didengar.
"Perlu saya tegaskan lagi tim irsus bekerja sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan, informasi iya diterima, informasi iya di dengarkan , tapi tidak berdasarkan pada asumsi," katanya.
Baca Juga: Video Ari Lesmana Fourtwnty Teriakkan Nama Sambo, Penonton Khawatir Ada Tukang Bakso
Peluk Ferdy Sambo hingga Lobi Jenderal Bintang Tiga
Dalam laporan Majalah Tempo edisi Sabtu (3/9/2022), Ferdy Sambo disebut menelepon Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran sesaat setelah pembunuhan Brigadir J terjadi di rumah dinasnya, Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Kepada Fadil, Ferdy Sambo menceritakan peristiwa tersebut berdasar skenario palsu yang dibuatnya, yakni telah terjadi tembak-menembak antara Bharada E alias Richard Eliezer dan Brigadir J.
Ferdy Sambo juga bercerita kepada Fadil bahwa istrinya, Putri Candrawathi telah dilecehkan oleh Brigadir J.
Cerita Ferdy Sambo yang dipercayai itu kemudian menjadikan dasar Fadil menemuinya di Gedung Divisi Propam Polri.
Pertemuan antara Fadil dan Ferdy Sambo sempat terekam kamera hingga videonya viral.
Dalam video berdurasi 24 detik pertemuan itu diduga terjadi di ruang kerja Ferdy Sambo di Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/7/2022).
Dalam video, Fadil terlihat mencoba membesarkan hati Ferdy Sambo yang ketika itu istrinya dinarasikan menjadi korban pelecehan Brigadir J. Fadil pun memeluk, mengusap pundak, hingga mencium kening Ferdy Sambo.
"Saya memberikan support pada adik saya Sambo, agar tegar menghadapi cobaan ini. Ini tidak mudah dan dapat menimpa siapa saja," kata Fadil saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022).
Masih berdasar laporan Majalah Tempo, Fadil disebut turut menceritakan ulang apa yang diceritakan Ferdy Sambo ke Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta dan Kapolda Sumatra Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak.
Mereka selanjutnya berkumpul di Polda Metro Jaya atas inisiatif pensiunan pimpinan Polri.
Dalam laporan Majalah Tempo, Fadil, Nico dan Panca disebut bertugas menyebarkan informasi tembak-tembak dan pelecehan seksual Brigadir J terhadap Putri sebagaimana yang diceritakan Ferdy Sambo.
Di samping itu, Nico dan Panca disebut juga berusaha melobi petinggi Mabes Polri seperti Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dan Irwasum Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto untuk tidak terlalu kencang mengusut kasus kematian Brigadir J.