Suara.com - Chief financial officer (CFO) atau bos keuangan perusahaan ritel asal Amerika Serikat (AS) Bed Bath & Beyond ditemukan meninggal dunia setelah melompat dari salah satu gedung pencakar langit di Manhattan, New York.
Polisi menyebut Gustavo Arnal (52) ditemukan sudah tidak bernyawa di luar gedung setinggi 57 lantai, dan ia diduga melompat dari apartemen pribadinya di lantai 18 pada hari Jumat (2/9) waktu setempat.
Pada hari Minggu, Bed Bath & Beyond mengonfirmasi kematian Arnal dalam rilis resmi perusahaan.
“Seluruh organisasi Bed Bath & Beyond sangat berduka atas kehilangan yang mengejutkan ini,” ujar Harriet Edelman, ketua dewan direksi perusahaan.
Baca Juga: Beda CEO, COO, CFO, dan CMO, C-Levels dalam Perusahaan
“Gustavo akan dikenang oleh semua yang pernah bekerja dengannya untuk kepemimpinan, bakat, dan kemampuannya mengatur perusaahan kami. Saya bangga pernah bekerja dengannya, dan ia akan sangat dirindukan oleh kami semua di Bed Bath & Beyond,” Edelman menambahkan.
Arnal bergabung dengan perusahaan ritel tersebut pada Mei 2020 setelah sebelumnya menjadi bagian dari Avon, Walgreens Boots Alliance, dan Procter & Gamble.
BBC melaporkan bahwa Bed Bath & Beyond baru-baru membuat heboh setelah investor aktivis Ryan Cohen mengumumkan penjualan seluruh sahamnya di perusahaan tersebut pada akhir Agustus.
Nama Arnal dan Cohen juga disebut dalam sebuah gugatan terhadap Bed Bath & Beyond yang diajukan oleh para pemegang saham. Dalam gugatan itu disebutkan bahwa harga saham perusahaan telah dinaikkan secara tidak wajar.
Bragar Eagel & Squire, firma hukum yang menangani class action ini juga menyebut bahwa pihak-pihak tertentu mendapat keuntungan hingga 110 juta dolar AS dari penjualan yang dilakukan “orang dalam”.
Baca Juga: Dua Gerai Starbucks di China Didenda Rp3 Miliar, Ini Sebabnya
Bed Bath & Beyond juga mengumumkan telah terjadi penurunan penjualan yang dibarengi dengan peningkatan utang.