Tercekik Kenaikan Harga BBM, Jeritan Pedagang Pasar Minggu Lebih Pedas Dari Cabai Dagangannya

Selasa, 06 September 2022 | 07:45 WIB
Tercekik Kenaikan Harga BBM, Jeritan Pedagang Pasar Minggu Lebih Pedas Dari Cabai Dagangannya
Foto sebagai ILUSTRASI pedagang sayur mayur di pasar tradisional. [Suara.com/Melati Putri Arsika]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenaikan harga BBM benar-benar mencekik sebagian masyarakat. Imbas naiknya harga bahan bakar, berimbas pada naiknya banyak komoditas di pasaran.

Di antaranya dialami Fajar, salah satu pedagang pasar tradisional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitulah nasibnya kini.

Di tengah mereka memeras keringat mencari pendapatan imbas daya beli masyarakat yang masih rendah, para pedagang pasar kini dihadapkan dengan kondisi lesu akibat kenaikan harga BBM.

Fajar mengatakan, dia tak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang serba sulit saat ini, dirinya pun mengaku lebih banyak pasrah.

Baca Juga: Vivo Resmi Naikkan Harga BBM Jadi Rp10.990: Susah Liat Orang Senang, Seneng Liat Orang Lain Susah

"Yah bagaimana mau lagi, kondisinya seperti saat ini, dagangan sepi, pembeli pada kabur," kata Fajar saat ditemui di lapak dagangannya, Senin (5/9/2022).

Diakui Fajar, bahwa saat ini kondisi para pedagang pasar memang sedang lesu-lesunya. Ditambah lagi dengan kenaikan harga BBM saat ini, di mana dia memperkirakan omzet bisa turun drastis.

"Bisa, sangat bisa (turun omzet). Ini saja belum laku semua. Kalau sudah malam begini biasanya sudah hampir habis. Kini sudah 2 sampai 3 hari dagangan belum laku, yang ada nanti dibuang busuk semua," katanya.

Fajar yang berjualan kebutuhan dapur seperti bawang merah, cabai dan aneka sayur lainnya hanya bisa meratapi nasibnya sebagai orang kecil.

"Yah namanya hidup mas, kita juga orang kecil, enggak bisa berbuat banyak," katanya.

Baca Juga: Dampak Kenaikan Harga BBM, Inflasi Menjadi Ancaman, Ini yang akan Dilakukan Ganjar Pranowo

Dirinya pun berharap bahwa pemerintah untuk peduli dengan para nasib pedagang pasar saat ini, dirinya berharap ada upaya khusus dari pemerintah yang bisa menjadi solusi terbaik bagi pedagang pasar.

"Yah, kita pengen bahwa dagang kita habis, enggak ambil banyak deh, yang penting habis saja. Ini kan sudah masih banyak, pembeli enggak ada karena mahal jadi kita serba susah ini," imbuhnya.

Dari pantauan Suara.com, Senin (5/9/2022) harga cabai di Pasar Minggu, Jakarta Selatan misalkan rata-rata mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 per kilogram.

Untuk harga merah cabai merah keriting kini harganya dijual Rp 80.000 per kilogram atau naik sebesar Rp 5.000 dari harga sebelumnya dikisaran Rp 75.000 per kilogram.

Begitu juga dengan harga jual cabai merah besar harga juga mengalami kenaikan yang hampir sama, sebesar Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 80.000 per kilogram.

Untuk cabai rawit merah juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5.000 dari sebelumnya Rp 55.000 per kilogram kini harganya menjadi Rp 60.000 per kilogram.

Sementara untuk harga cabai merah terpantau harganya relatif stabil dikisaran Rp 50.000 per kilogram, sementara untuk bawang merah harganya juga stabil di Rp 40.000 kilogram.

Sementara untuk di Pasar Lenteng Agung, Jakarta Selatan sejumlah komoditas seperti diatas juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Kenaikan tertinggi terjadi pada cabai merah besar yang harganya naik Rp 15.000 menjadi Rp 80.000 per kilogram.

Sementara untuk harga cabai rawit merah harganya juga melonjak Rp 8.000 menjadi Rp 60.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga cabai rawit hijau yang naik menjadi Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 50.000 per kilogram.

Harga cabai merah keriting juga mengalami kenaikan yang cukup tinggi sebesar Rp 9.000 kini dibandrol menjadi Rp 74.000 per kilogram.

Untuk komoditas bawang merah juga naik menjadi Rp 30.000 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 25.000 per kilogram. Sementara harga bawang putih juga mengalami kenaikan sebesar Rp 10.000 per kilogram menjadi Rp 30.000.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI